Hong Kong (ANTARA News) - Harga minyak melanjutkan penurunan beberapa pekan di perdagangan Asia pada Jumat, di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan minyak mentah global dan prospek beragam permintaan energi.
Patokan Amerika Serikat, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September berada di 44,81 dolar AS, turun dari 47,12 dolar AS sepekan lalu, berada di jalur penurunan kedelapan minggu berturut-turut.
Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman September diperdagangkan pada 49,73 dolar AS per barel dibandingkan dengan 52,21 dolar AS sepekan lalu, berada di jalur penurunan enam minggu berturut-turut.
Seperti dilansir kantor berita AFP, di perdagangan Asia sepanjang hari ini, kedua kontrak naik sedikit, dengan WTI bertambah 15 sen dari 44,66 dolar AS per barel di New York dan Brent meningkat 21 sen dari 49,52 dolar AS per barel.
Membanjirnya pasokan minyak mentah dipandang sebagai pendorong utama penurunan tajam harga minyak yang telah jatuh sekitar 50 persen dari tingkat pertengahan 2014.
"Penyeimbangan kembali penawaran dan permintaan kemungkinan akan terbukti jauh lebih sulit daripada apa yang sebelumnya dihargakan ke pasar," kata bank investasi Amerika Serikat Goldman Sachs dalam sebuah laporan yang dikutip Bloomberg News.
"Risiko secara substansial tetap miring ke sisi negatifnya."
Amerika Serikat memproduksi minyak mentah pada tingkat tinggi dan produksi oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) terus melebihi kuota kartel 30 juta barel per hari.
Selain itu investor sedang menunggu pasokan tambahan minyak ke pasar sebagai bagian dari kesepakatan bersejarah bulan lalu antara enam besar kekuatan dunia dengan Iran atas program nuklirnya.
Dalam pertukaran untuk membatasi kegiatan nuklirnya, Teheran akan menerima pencabutan sanksi, yang telah memangkas ekspor minyaknya.(Uu.A026)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015