Suami saya berangkat umrah 10 Februari 2015 melalui travel haji dan umrah Damtuer di wilayah Tebet
Bogor (ANTARA News) - Muhammad Asep (39) warga Kampung Bakom, Sindang Sari, Kota Bogor, Jawa Barat mengalami serangan stroke saat melakukan ibadah umrah, selama hampir enam bulan ia tertahan di Makkah tidak bisa pulang ke Tanah Air.
Sejumlah anggota keluarga dan kerabat berorasi di Balai Kota, Jumat mendesak Pemerintah Kota Bogor untuk mengupayakan kepulangan Ustad Asep kembali ke Indonesia sehingga bisa menjalani perawatan di tengah keluarga.
"Suami saya berangkat umrah 10 Februari 2015 melalui travel haji dan umrah Damtuer di wilayah Tebet. Tanggal 14 Februari, ia sakit kena darah tinggi dan serangan stroke," kata Siti Halimah, istri Muhammad Asep yang disapa Ustad Asep oleh warga.
Menurut Siti, keberangkatan umrah suaminya dibiayai oleh Gerakan Penerus Para Ulama (GPPU) yang menggunakan biro perjalanan haji dan umrah Damtuer bersama jemaah lainnya.
Ustad Asep yang sehari-hari berprofesi sebagai guru ngaji, memang memiliki riwayat darah tinggi. Namun, sebelum keberangkatan kondisi kesehatan suaminya tidak ada persoalan, sehingga siap untuk berangkat ke Tanah Suci.
"Saat berangkat tidak ada masalah, sudah cek kesehatan kondisinya baik dan boleh berangkat," kata Siti.
Menurut Siti, suaminya mengalami kelelahan setibanya di Tanah Suci sehingga menyebabkan darah tingginya naik hingga terkena serangan stroke. Saat itu suaminya langsung dirawat di Rumah Sakit King Abdul Aziz, Jeddah.
Siti juga sempat dibawa oleh biro perjalanan haji ke Makkah untuk mengunjungi suaminya yang dirawat di Jeddah sekitar bulan Maret lalu. Namun, ia tidak bisa membawa pulang suaminya karena terkendala biaya.
"Kata pihak agennya, kalau mau pulang butuh biaya Rp100 juta. Saya tidak punya biaya sebesar itu untuk membiayai kepulangan suami saya," kata Siti yang tengah hamil tiga bulan.
Siti dibantu LSM GMNI pernah melayangkan permohonan bantuan kepada Wali Kota Bogor terkait kondisi sang suami, namun tidak kunjung ada balasan. Upaya lain juga sudah dicoba, juga tidak membuahkan hasil.
"Kalau suami saya sudah meninggal saya sudah iklas, mungkin sudah jalannya. Tetapi, suami saya masih hidup, apalagi sedang sakit. Saya minta bantuan kiranya suami saya bisa dipulangkan sehingga bisa saya merawatnya," kata ibu dua orang anak tersebut.
Keluarga khawatir, pihak travel tidak bertanggungjawab untuk memulangkan Ustad Asep ke Tanah Air. Kabar terakhir yang diterima oleh pihak keluarga pada awal Ramadhan, kondisi Ustad Asep masih dalam perawatan dan harus dipindahkan dari Rumah Sakit King Abdul Aziz.
Orasi yang dilakukan warga dan keluarga Ustad Asep di Balai Kota mendapat tanggapan dari Asisten Setdakot Bidang Kemasyarakatan, Toto S Ulum yang menemui pihak keluarga mendengarkan aspirasinya.
Toto menyampaikan Pemerintah Kota Bogor akan membantu mengupayakan kepulangan Ustad Asep dengan mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama terkait keberadaan jamaah umrah yang tidak bisa pulang ke Tanah Air selama hampir enam bulan lebih.
"Senin besok Pemerintah Kota Bogor akan berkirim surat ke Kementerian Luar Negeri, dan Kemenetrian Agama. Kita akan upayakan agar keberadaan Ustad Asep bisa ditelusuri," kata Toto.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015