Kabul (ANTARA News) - Satu bom mobil pada Jumat pagi meledak di bagian timur ibu kota Afghanistan, Kabul, menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 100 orang lebih menurut polisi.
Satu sumber keamanan mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa peristiwa itu terjadi di dekat kamp militer di Shah Shahid sekitar pukul 01.00 waktu setempat, Jumat, dan merenggut korban jiwa.
Semua korban adalah warga sipil, kata polisi.
"Satu bom truk meledak di dekat satu barak Angkatan Darat," kata Kepala Polisi Kabul Abdul Rahman Rahimi serta menambahkan bahwa sedikitnya delapan mayat telah ditemukan.
Kementerian Kesehatan Afghanistan, sebagaimana diberitakan Reuters, mengatakan 198 orang telah cedera.
Puluhan orang cedera terkena puing dan pecahan kaca saat ledakan kuat mengguncang daerah yang berpenduduk padat dan mobil yang diparkir setidaknya seratus meter dari tempat ledakan rusak, kata seorang saksi mata.
Polisi memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah, sebab beberapa bangunan ambruk dan dikhawatirkan ada banyak mayat yang tertimbun reruntuhan.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas ledakan yang mengguncang pusat Kota Kabul dan merusak banyak rumah serta toko tersebut.
Ledakan tersebut kuat luar biasa di satu kota yang sering menjadi sasaran serangan Taliban dan gerilyawan lain yang berusaha merusak kestabilan Pemerintah Afghanistan.
Beberapa bom yang lebih kecil atau serangan bunuh diri telah menjadi peristiwa mingguan di ibu kota Afghanistan yang dijaga ketat tapi bom truk yang berkekuatan besar jarang bisa memasuki kota tersebut.
Satu sumber keamanan Barat mengatakan sasaran pengeboman itu mungkin merupakan kompleks yang digunakan oleh para pejabat intelijen Afghanistan.
Seorang pejabat di Rumah Sakit Darurat di Kabul mengatakan instalasi itu telah kebanjiran hampir seratus pasien, termasuk banyak perempuan dan anak kecil.
Kebanyakan korban datang dengan jalan kaki, kata pejabat tersebut, dan kini mereka dirawat karena luka ringan. Ia menyatakan para dokter sudah mulai mengoperasi pasien dengan luka lebih parah.
Perang Afghanistan antara pemerintah dukungan asing dan Taliban telah meningkat sejak misi tempur NATO berakhir tahun lalu dan sebagian besar prajurit asing ditarik.
Pasukan keamanan Afghanistan memerangi Taliban hanya dengan dukungan terbatas dari pasukan koalisi tahun ini dan telah menderita pukulan besar.
Sebanyak 4.000 polisi dan prajurit militer gugur setiap bulan atau membelot, kata jenderal AS yang menjadi komando pada pekan ini.
Puluhan bentrokan dilaporkan terjadi setiap hari dan warga sipil seringkali terjebak di antara baku-tembak. Bom truk tersebut adalah serangan besar kedua yang ditujukan kepada pasukan keamanan dalam 24 jam.
Pada Kamis pagi, satu bom truk yang ditujukan kepada pangkalan pasukan khusus Afghanistan meledak di Provinsi Logar, bagian timur negeri itu, menewaskan tiga prajurit dan melukai puluhan orang lagi. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015