Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat pagi menguat lima poin menjadi Rp13.525 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir kemarin.
"Nilai tukar rupiah bergerak menguat tipis, namun masih belum keluar dari tren pelemahan. Dolar AS masih cenderung kuat di kawasan Asia," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Optimisme yang mulai muncul terhadap pertumbuhan ekonomi nasional ke depan, menurut dia, bisa mencegah nilai tukar rupiah kembali melemah dengan dukungan intervensi Bank Indonesia (BI) di pasar valas domestik yang cukup aktif.
"Tetapi intervensi bisa berujung pada penurunan cadangan devisa yang sangat menentukan tingkat kenyamanan investor asing. Data cadangan devisa Juli sedianya akan dirilis pada hari ini," katanya.
Ia menambahkan nilai tukar rupiah juga sedikit mendapatkan sentimen positif dari data klaim pengangguran Amerika Serikat yang meningkat menjadi 270.000, situasi yang dapat menurunkan harapan akan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat.
"Namun, harga minyak dunia yang masih berada dalam tren penurunan masih dapat menopang dolar AS untuk kembali bergerak naik," katanya.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan masih kuatnya harapan pasar terhadap peningkatan penyerapan belanja modal pemerintah semester II tahun ini masih menjaga mata uang rupiah tidak tertekan lebih dalam.
"Belanja pemerintah secara sektoral mulai ada perbaikan, diharapkan menopang perekonomian Indonesia ke depan. Situasi itu akan mengembalikan kepercayaan pasar keuangan terhadap pemerintah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015