Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah 15 poin dari posisi terakhir kemarin menjadi Rp13.518 per dolar AS.
"Meski data produk domestik kuartal II-2015 lebih baik dari estimasi pasar, namun belum cukup kuat menopang nilai tukar rupiah untuk bergerak menguat terhadap dolar AS," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Data produk domestik bruto (PDB) Indonesia triwulan II-2015 sebesar 4,67 persen, sedikit melambat dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat 5,03 persen.
Namun laju ekonomi Indonesia itu di atas proyeksi pasar yang di kisaran 4,61 persen sampai 4,65 persen, katanya.
Selain itu, menurut dia, indeks kepercayaan konsumen Indonesia yang turun 1,4 poin ke level 109,9 dan persepsi masih melambatnya pertumbuhan ekonomi ke depan masih membawa sentimen negatif pada rupiah.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto, menambahkan masih adanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap rencana bank sentral Amerika Serikat (the Federal Reserve) menaikkan suku bunga (Fed Fund Rate) tahun ini juga menjadi salah satu faktor penahan penguatan rupiah.
Kendati demikian, menurut Rully, nilai tukar rupiah masih berpeluang kembali bergerak ke area positif karena adanya harapan yang tinggi terhadap penyerapan belanja modal pemerintah yang akan maksimal pada semester II tahun ini.
"Belanja pemerintah secara sektoral mulai ada perbaikan, membaiknya penyerapan anggaran salah satunya untuk membangun infrastruktur dipercaya dapat menopang perekonomian Indonesia ke depan. Situasi itu akan mengembalikan kepercayaan pasar keuangan terhadap pemerintah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015