Musirawas (ANTARA News) - Usai lebaran Idul Fitri 1436 H, warga Musirawas, Sumatera Selatan, meninggalkan daerah itu (urbanisasi) untuk mencari nafkah ke daerah lain meningkat karena harga hasil perkebunan makin turun berdampak pada tingkat ekonomi warga setempat.
Kepala Dinas Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Musirawas Rudi Irawan Ishak, Kamis mengatakan warga daerah itu yang mengadu nasib mencari nafkah ke daerah lain mencapai 80 pesen atau naik dari sebelumnya hanya 50 persen.
Hal itu terlihat dari catatan petugas Dukcapil bahwa masyarakat yang keluar daerah mencari nafkah mencapai 80 persen, sedangkan yang masuk ke Musirawas sangat minim.
Ia mengatakan setelah harga hasil perkebunan seperti karet dan kelapa sawit anjlok, tingkat ekonomi warga setempat turun drastis termasuk usaha kolam ikan air deras juga menurun.
Berdasarkan catatan warga yang pindah penduduk sementara pada bulan Juli 2015 tercatat 139 orang dan yang masuk separuhnya, yang berpindah penduduk sebagian besar berusia 17 tahun ke atas atau baru lulus SMA.
Walaupun begitu masyarakat yang pindah status tempat tinggalnya masih tetap di Musirawas, warga itu ada yang melanjutkan pendidikan dan mencari kerja mengingat daerah itu sulit mendapat pekerjaan.
Bagi warga pendatang wajib memberikan laporan ke Disdukcapil untuk dilakukan pendataan, namun bagi mkereka akan menetap selamanya akan dibuatkan kartu tanda penduduk (KTP) tapi NIK tetap sama.
Camat Sukakarya, Dicky Zulkarnain mengakui ada sejumlah masyarakat di daerahnya pindah penduduk sementara baik untuk kuliah atau pun bekerja.
Namun untuk warga pendatang hingga saat ini belum terpantau, dengan demikian seluruh kepala desa agar memberikan laporan bila ada warga yang baru masuk.
"Kita akan berikan kemudahan bagi warga pendatang baik masalah kartu kependudukan maupun syarat adminitrasi lainnya yan penting mereka melapor," katanya.
Pewarta: Zulkifli Lubis
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015