Jakarta (ANTARA News) - Turki menyatakan bahwa bersama koalisi pimpinan Amerika Serikat akan segera melancarkan "perang menyeluruh" melawan ISIS dari pangkalan-pangkalan udara Turki.
Sebaliknya Suriah menyatakan aksi militer apa pun tanpa koordinasi dengan Damaskus adalah melanggar kedaulatan negeri ini.
Turki yang menjadi anggota NATO akhirnya resmi membuka pangkalan udaranya untuk pesawat-pesawat tempur AS dan koalisinya.
Ini adalah perubahan kebijakan besar di Turki setelah bertahun-tahun enggan mengambil posisi garis depan melawan ISIS di perbatasannya.
Ankara dan Washington berencana memberikan sokongan udara untuk pasukan pemberontak didikan AS serta bersama-sama menyapu ISIS sejauh 80 km di sepanjang perbatasan Turki-Suriah.
"Sebagai bagian dari kesepakatan kami dengan AS kami telah mencapai kemajuan menyangkut pembukaan pangkalan-pangkalan kami, khususnya Incirlik," kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu kepada televisi TRT, merujuk pangkalan udara besar di selatan kota Adana.
"Kami menyaksikan pesawat-pesawat berawak dan tak berawak AS tiba dan kami akan segera melancarkan perang menyeluruh melawan ISIS," kata dia di tengah kunjungan ke Malaysia.
Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moualem mengatakan bahwa negaranya mendukung setiap upaya memerangi ISIS, namun harus berkoordinasi dengan Damaskus.
"Siapa pun yang mengangkat senjata melawan negara adalah teroris," kata dia sewaktu berkunjung Iran.
Dia mengaku bahwa AS telah mengontak Suriah mengenai kehadiran pasukan pemberontak yang dilatih AS.
"Amerika Serikat telah mengontak kami sebelum mereka mengirimkan kelompok ini dan mengatakan mereka akan memerangi Daesh (ISIS), bukan tentara Suriah," kata dia seperti dikutip Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015