Nazareth, Israel (ANTARA News) - Israel pada Selasa (4/8) untuk pertama kalinya menggunakan bentuk penahanan tanpa proses pengadilan berusia puluhan tahun yang kontroversial pada seorang ektremis Yahudi menyusul protes keras terhadap pembakaran seorang bayi Palestina hingga menemui ajalnya.
Penggunaan istilah "penahanan administratif", yang biasa diterapkan pada orang-orang Palestina, digunakan ketika pihak berwenang menangkap tersangka lain ekstremis Yahudi dan memperpanjang masa penahanan pemimpin sebuah kelompok agama radikal.
Tak seorangpun dari tiga tersangka yang ditangkap terlibat langsung dalam pembakaran satu rumah milik warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana bayi berusia 18 bulan terbunuh dan memicu protes internasional terhadap kegagalan Israel mengatasi kekerasan kelompok garis keras Yahudi.
Tetapi langkah-langkah itu tampaknya bagian dari usaha-usaha pihak berwenang Israel untuk memperlihatkan niat mereka memerangi kelompok-kelompok ekstremis Yahudi.
Pada Selasa, Menteri Pertahanan Moshe Yaalon menandatangani sebuah perintah penahanan administratif terhadap Mordechai Mayer, seorang pemukim Israel yang ditangkap karena "keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan kekerasan dan serangan-serangan teroris beberapa kali" menurut pernyataan kementerian yang dikutip kantor berita AFP.
Laporan-laporan media menyebutkan kejaksaan agung telah memberi izin bagi pihak berwenang mengambil tindakan seperti itu terhadap tiga tersangka ektremis.
Israel biasanya memberlakukan penahanan administratif, yang berlaku sejak Palestina di bawah Inggris terhadap orang-orang Palestina. Kebijakan itu mengizinkan mereka ditahan tanpa pengadilan selama kurun waktu enam bulan dan dapat diperbarui.
Saat ini 379 dari 5.686 tahanan asal Palestina ditahan di penjara Israel berdasarkan penahanan administratif menurut angka-angka resmi, dan daftar panjang tahanan asal Palestina telah melakukan mogok makan untuk memprotes kebijakan tersebut.
Tetapi sekarang bentuk penahanan itu digunakan terhadap tahanan Yahudi dalam berbagai kasus jika tak cukup bukti-bukti untuk diajukan ke pengadilan atau jika tersangka menolak untuk memberikan kesaksian.
Pada Senin, pihak berwenang menahan Meir Ettinger, yang kakeknya Meir Kahane mendirikan kelompok Kach yang anti Arab, dan satu pengadilan memperpanjang masa penahanannya hingga akhir pekan atas kecurigaan melakukan "kejahatan nasionalis".
Ettinger ditangkap "karena aktivitasnya dalam sebuah organisasi ektremis Yahudi", kata seorang juru bicara lembaga keamanan domestik Shin Bet.(Uu.M016)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015