Katie itu monster dan dia telah mengajarkan bahwa kita tidak boleh mundur
Kazan, Rusia (ANTARA News) - Untuk pertama kali pada kejuaraan dunia renang tahun ini, Katie Ledecky, perenang paling dominan di dunia, mengalami momen yang rentan setelah tiga hari melewati kerasnya lomba.
Itu terjadi Selasa kemarin di Kazan Arena, ketika perenang AS berusia 18 tahun itu berusaha merebut dua emas yang tidak menjadi jadwal bagi perenang manapun kecuali dia hari itu, yakni nomor 1.500m gaya bebas dan 200m gaya bebas.
Untuk meretas jalan menuju rekor dunia dan juara 1.500m gaya bebas putri, Ledecky, yang menjuarai nomor 800m gaya bebas pada Olimpiade London 2012 saat masih berusia 15 tahun, telah mengamankan medali emas keduanya pada kejuaraan dunia kali ini.
Setelah meninggalkan urutan kedua Lauren Boyle dari Selandia Baru dengan selisih 14,66 detik, Ledecky merasakan kakinya seperti jelly.
Lalu dia menghangatkan kakinya di kolam latihan terdekat, sekitar 700 meter dari kolam lomba, dan kembali ke lomba untuk berpacu pada semifinal 200 gaya bebas.
Dia lolos dengan menjadi yang tercepat pada babak kualifikasi, namun kali ini menjadi tantangan yang sama sekali lain.
"Saya sempat berpikir mungkin sebaiknya saya tidak ikut saja. Namun saya tahu saya mampu melakukannya dan saya takut gagal."
Berenang pada lajur ketujuh, Ledecky mengerahkan semua energinya untuk menyentuh dinding kolam pada urutan ketiga dan akhirnya lolos ke final nomor ini hari ini.
"Ini menguras saraf karena berada di belakang gadis-gadis (perenang) itu dan harus menyentuhkan tangan saya ke dinding," kata dia.
Setelah menyentuh dinding kolam, Ledecky menarik nafas lega sebelum dirangkul rekan satu negaranya Missy Franklin, pemenang lomba babak semifinal ini.
Ambisi Ledecky untuk merebut empat emas nomor perseorangan tetap bidup, dan jadwal kosong sepanjang pagi Rabu ini, menjadi bonus untuknya.
Lotte Friis, juara dunia nomor 1.500m pada 2011, berkata kepada Reuters: "Katie itu monster dan dia telah mengajarkan bahwa kita tidak boleh mundur.
"Perempuan lebih kuat dari yang kita lihat dan kita bisa bersaing seperti lelaki. Itu adalah inspirasi bukan hanya bagi saya melainkan untuk para perenang di seluruh dunia."
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015