Padang (ANTARA News) - Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto meminta Kementerian Pertanian membantu peternak di daerah mengatasi kegagalan inseminasi buatan pada sapi agar target swasembada daging dapat tercapai.
"Ketika kunjungan kerja ke daerah pemilihan Sumatera Barat (Sumbar) I di masa reses, saya banyak menerima keluhan kegagalan inseminasi buatan pada sapi dari peternak," katanya di Padang, Selasa.
Menurut dia peternak sudah terbiasa mengundang mantri hewan untuk melakukan inseminasi buatan terhadap sapi tetapi baru berhasil setelah dilakukan empat sampai lima kali.
"Tiga kali inseminasi buatan sering gagal bahkan ada yang sudah delapan kali tapi sapinya belum bunting juga," ujar dia.
Padahal, lanjut dia untuk melakukan inseminasi buatan peternak harus membayar Rp50.000-Rp70.000 tetapi hasilnya malah gagal.
"Memang ada yang hanya dengan sekali inseminasi buatan sapi bisa langsung bunting tapi ini jarang terjadi", katanya.
Selain itu, persoalan lain yang mengemuka terkait dengan reproduksi adalah banyak sapi yang bunting namun mengalami keguguran.
Ada juga sapi yang berhasil beranak tahun ini kemudian tidak beranak di tahun berikutnya sementara peternak minta dibantu agar sapinya bisa beranak tiap tahun.
Oleh sebab itu Kementerian Pertanian harus proaktif membantu peternak dalam mengatasi masalah ini.
"Masalah kegagalan reproduksi sapi yang dialami masyarakat Sumbar ini sangat mungkin dialami juga oleh para peternak sapi di seluruh Indonesia", katanya.
Ia mengatakan Kementerian Pertanian harus menangani masalah ini secara serius untuk mencapai swasembada daging di masa datang.
Sementara Peneliti Peternakan dari Solok Jefri MM mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan inseminasi buatan gagal dan yang paling utama adalah keahlian yang dimiliki oleh inseminator.
"Inseminator harus ahli dan terlatih, jika perlu bersertifikat," kata lulusan Fakultas Peternakan Universitas Andalas itu.
Selain itu ia mengatakan faktor lain yang mempengaruhi adalah soal waktu birahi sapi karena itu pastikan saat dilakukan sapi sedang birahi.
"Kemudian kualitas semen yang baik serta pakan yang mengandung protein tinggi sehingga dapat dibuahi oleh sel telur," ujar dia.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015