Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo membantah meminta uang mahar kepada Asmadi Lubis dan Jisman Hutapea dalam seleksi bakal calon bupati Toba Samosir, Sumatera Utara.
Dalam keterangan tertulisnya hari ini, Hashim menjelaskan, pernyataan meminta uang mahar adalah sama sekali tidak benar.
"Wawancara bakal calon kepala daerah Toba Samosir, Asmadi Lubis dan Jisman Hutapea dilakukan oleh Ibu Marwah Daud Ibrahim yang bertugas selain sebagai panitia seleksi juga menjabat sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra. Pada proses seleksi tersebut yang bersangkutan justru melaporkan bahwa ada oknum yang meminta uang mahar sebesar Rp2,5 miliar kepada mereka untuk dapat lolos sebagai calon bupati dan calon wakil bupati dari Partai Gerindra," papar Hashim.
Sesuai dengan laporan Marwah Daud Ibrahim, kata dia, yang bersangkutan tidak menyebut nama Hashim Djojohadikusumo dalam laporan itu, melainkan menyebut nama orang lain. Bahkan, kemudian Asmadi Lubis dan Jisman Hutapea juga melaporkan kepadanya hal yang sama.
"Partai Gerindra telah menetapkan kebijakan, setiap kandidat bakal calon kepala daerah yang lolos seleksi oleh badan seleksi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gerindra wajib berpartisipasi dan berkontribusi pada program-program partai yang bertujuan mendukung keberhasilan pilkada," tegas Hashim.
Program-program tersebut meliputi pelatihan kader, pelatihan saksi, dan program terkait lainnya. Kontribusi tersebut sama sekali tidak dimaksudkan sebagai uang mahar, tegas Hashim.
Dia menyatakan, untuk memperoleh dukungan Gerindra, rekomendasi resmi dari partai asal bakal calon kepala daerah sangat penting untuk dipertimbangkan. PKPI yang disebut-sebut oleh Asmadi Lubis dan Jisman Hutapea sebagai pendukungnya, justru secara resmi dan sah mendukung Poltak Sitorus dan pasangannya.
"Berdasarkan hal-hal faktual di atas, maka saya, Hashim Djojohadikusumo sebagai anggota Badan Seleksi Pilkada Partai Gerindra menyatakan sangat berkeberatan atas pernyataan saudara Asmadi Lubis dan Jisman Hutapea yang sudah mengarah pada pencemaran nama baik," kata Hashim.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015