Beban listrik negeri itu mencapai 3.280 megawatt pada Senin, yang tertinggi sejak negeri tersebut berdiri, kata Farouq Hiari, Kepala Komisi Peraturan Sumber Daya Minieral dan Energi Jordania, dalam satu pernyataan pers pada Senin.
Gelombang panas itu, yang mulai mengganggu Jordania pada Ahad (2/8), meningkatkan temperatur di beberapa daerah di negara miskin akan energi tersebut sampai di atas 45 derajat Celsius, kata beberapa pejabat, sebut Xinhua yang dikutip Selasa pagi.
Akibat peningkatan permintaan listrik yang tak pernah terjadi sebelumnya, kebakaran terjadi pada Ahad di satu unit generator utama pembangkit listrik di Amman, sehingga pasokan listrik terputus ke berbagai daerah di Ibu Kota Jordania itu, kata Hiari.
"Pekerjaan sedang dilaksankan guna menangani terputusnya pasokan listrik dan kami terus meningkatkan persiapan untuk menghadapi gelombang panas. Beberapa kabel meleleh akibat panas tapi kami terus berusaha memperbaiki keadaan," katanya.
Listrik padam membuat lebih dari banyak lampu lalu-lintas tak berfungsi, dan menimbulkan kemacetan lalu-lintas di berbagai wilayah negeri tersebut, kata Pemerintah Kota Praja Amman.
Pemerintah menyemprot jalan di ibu kota negeri itu dengan mengerahkan truk air di tengah temperatur yang terus naik.
Gelombang panas tersebut masih ditambah oleh badai pasir dan mengakibatkan ditutupnya beberapa jalan raya utama terutama di bagian selatan negeri itu. Keadaan tersebut bahkan mengganggu beberapa penerbangan.
"Beberapa penerbangan ditunda akibat cuaca berdebu. Pesawat lain mendarat di Israel sebab daya pandang nol," kata seorang pegawai di Bandar Udara Internasional Queen Alia kepada Xinhua pada Senin.
(C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015