Padang Pariaman (ANTARA News) - Maskapai udara Citilink menyampaikan pihaknya akan menunggu hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk memastikan penyebab tergelincirnya pesawat Citilink QG 7970 di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang.
"Hingga saat ini kami belum tahu apa penyebab insiden tergelincir karena masih menunggu pemeriksaan oleh KNKT," kata Direktur Utama Citilink Albert Burhan di Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Senin.
Menurut dia berdasarkan pengamatan tidak ada kerusakan siginifikan terhadap pesawat namun akan tetap menunggu hasil penyelidikan KNKT.
"Kami juga telah menyiapkan tim dari Garuda Maintanance Facility untuk mengecek kondisi pesawat," ujar dia.
Albert mengatakan pesawat tersebut masih baru, mulai dioperasikan 2014 dan kondisinya laik dan dibawa oleh pilot Kapten Bari Sinaga yang cukup berpengalaman.
Ia memastikan hingga ada keputusan KNKT pesawat akan diinapkan di BIM dan jika dinilai sudah laik akan kembali dioperasikan.
Albert membantah rumor yang mengabarkan pesawat pecah ban karena yang terjadi adalah tergelincir saat mendarat.
Ia mengucapkan terima kasih kepada pihak Angkasa Pura II yang mengevakuasi pesawat dengan cepat dibandingkan kejadian sebelumnya.
"Citilink tidak melihat kerugian karena yang lebih utama keselamatan penumpang dan memastikan semua selamat," ujar dia.
Sementara General Manajer PT Angkasa Pura II BIM, Yayan Hendrayani mengatakan saat ini aktivitas penerbangan di BIM mulai normal.
Ia mengatakan usai kejadian operasional bandara ditutup dan baru mulai dioperasikan kembali pada pukul 10.00 WIB
Dampak kejadian semalam ada enam penerbangan yang tertunda sejak Minggu malam dan ini membuat penerbangan pada hari ini dijadwal ulang, kata dia.
"Kejadian ini menimbulkan efek domino penumpukan penumpang namun dipastikan semua akan terangkut hingga malam," lanjut dia.
Ia mengatakan pihaknya telah menyampaikan pemberitahuan kepada semua pihak terkait sehingga dapat dilakukan antisipasi penumpukan penumpang.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015