Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir, megatakan pihaknya akan mengubah pola riset yang sebelumnya dari hulu ke hilir menjadi ke hilir ke hulu.
"Jika sebelumnya, riset dari hulu ke hilir, maka sekarang kami akan membaliknya. Kami memulai riset dari apa yang diinginkan oleh industri," ujar Nasir setelah menghadiri seminar nasional di Jakarta, Senin.
Selama ini, banyak hasil riset yang dikerjakan tidak berdasarkan keinginan industri. Akibatnya, banyak hasil riset yang hanya sebatas jurnal dan tidak diproduksi.
"Makanya kami akan jemput bola. Ingin tahu, apa sebenarnya yang industri butuhkan itu," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, bukan berarti riset yang dimulai dari hulu ke hilir dihentikan. Kedua metode riset tersebut akan digabung.
"Tidak berarti satu pintu ditutup, jika ditutup maka ilmu pengetahuan tidak berkembang," ujarnya.
Sampai saat ini, sudah ada sedikitnya 27 industri yang melakukan kerja sama dengan Kemristekdikti mengenai riset.
Industri yang bekerja sama meliputi bidang farmokologi, pangan, teknologi informasi, dan industri penerbangan.
"Korea dan Jepang risetnya sudah dari hilir ke hulu, namun hulu ke hilirnya juga sudah kuat," katanya.
Sementara itu, dalam waktu dekat, sambung Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu, pihaknya akan membangun taman teknologi atau "technopark".
"Taman teknologi sangat penting untuk menciptakan ekosistem penelitian," demikian Menristekdikti.
Pewarta: Indriani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015