Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPKPB) Kota Pekanbaru mencatat, hingga Juli 2015 telah terjadi kebakaran lahan sekitar 61 hektare di wilayah itu yang telah dipadamkan Tim Satuan Tugas Kebakaran Lahan dan Hutan Riau.
"Kebakaran lahan dan hutan (karhutla) tak hanya terjadi di berbagai kabupaten yang memiliki area hutan luas, tetapi sampai saat ini di Pekanbaru tercatat luas kebakaran lahan telah capai 61 ha," terang Kepala Bidang Pemadam Kebakaran BPBPK Kota Pekanbaru, Faisal Hendri di Pekanbaru, Senin.
Bahkan, lanjut dia, berdasarkan data terakhir BPKPB Kota Pekanbaru menyebutkan, terdapat 94 titik kebakaran lahan yang tersebar di beberapa wilayah di daerah.
Dari 12 kecamatan, yang terbanyak terjadinya kebakaran lahan adalah Kecamatan Tampan yang merupakan kawasan padat penduduk dengan total 20 areal lahan atau kasus kebakaran. Disusul disusul Kecamatan Bukit Raya yang mencapai 17 kasus dan Kecamatan Payung Sekaki sebanyak 16 kasus.
Kemudian diikuti Kecamatan Marpoyan Damai dengan 15 kasus, Kecamatan Tenayan Raya 10 kasus dan Kecamatan Rumbai Pesisir sebanyak tujuh kasus kebakaran lahan.
"Untuk Kecamatan Limapuluh dan Kecamatan Sail hanya terjadi satu kasus baik pembakaran atau terbakarnya lahan," bebernya.
Pihaknya belum mengetahui, apakah kasus karhutla tersebut disengaja dibakar oleh oknum tertentu atau disebabkan musim kering akibat kemarau yang panjang karena kebanyakan lahan terbakar itu terjadi di lahan gambut.
"Dalam sehari bisa terjadi di tiga lokasi yang berbeda dan lahan yang terbakar kebanyakan lahan gambut. Walau sudah padam di atasnya, tapi di bawahnya belum tentu. Bulan Juni hanya terjadi tujuh kasus atau jauh lebih banyak di Juli lalu," kata Faisal.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau pekan lalu mencatat sebanyak 1.125 dari total 1.264 hektare kebakaran hutan dan lahan (karlahut) di Riau telah berhasil dipadamkan oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) Karlahut Riau.
"Hingga akhir pekan lalu atau Ahad (26/7), baik satgas di darat maupun udara sudah memadamkan 1.125,25 ha dan salah satunya dengan menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)," kata Kepala BPBD Provinsi Riau, Edwar Sanger.
Ia berujar tim satgas udara karlahut melakukan sebanyak 25 kali sortir atau memilih untuk pemadaman titik api dengan menggunakan TMC bersama tim lainnya termasuk dari dua perusahaan besar di Riau menggunakan helikopter dari udara sampai 26 juli 2015.
Hal itu dilakukan sebagai upaya dalam mengurangi dampak buruk asap akibat dari pembakaran hutan lahan pada 12 kabupaten/kota di Riau karena musim kemarau diperkirakan berlangsung hingga bulan Desember 2015.
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat mengingatkan dampak dari El Nino di beberapa provinsi termasuk di Riau menyebabkan tanaman menjadi kering, sehingga rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan.
"Selama tiga hari, kita telah lakukan penaburan garam sebanyak 55,28 ton. Jadi setiap terbang, kita bawa sekitar 2,4 ton garam," jelas Edwar.
Pewarta: Oleh Muhammad Said
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015