Sleman (ANTARA News) - Polda Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat berhentinya kompetisi sepak bola di tanah air berdampak baik pada menurunnya angka kriminalitas di wilayah hukum setempat.
Kepala Bidang Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) AKBP Anny Pudjiastuti, Jumat, mengatakan secara umum tidak adanya pertandingan sepak bola yang digelar di wilayahnya sementara ini cukup membuat situasi lebih kondusif.
"Dampak baiknya adalah angka kriminalitas di DIY menurun. Namun untuk persentase menurunnya belum bisa diungkapkan. Karena dibutuhkan pengumpulan data perbandingan, antara tahun ini dengan sebelumnya," katanya.
Menurut dia, dengan tidak adanya kegiatan sepak bola ditingkat nasional ini, pihaknya berharap agar setiap tim yang memiliki banyak pendukung, bertanggung jawab atau melakukan edukasi kepada massa pendukungnya untuk saling menjaga kondusivitas, agar tak ada lagi bentrokan antarsuporter.
"Setelah kondisi keamanan yang kondusif ini, diharapkan tidak ada masalah lagi ke depannya. Perlu peran serta tim dan suporter juga, kita bersama-sama mengamankan," katanya.
Hal ini dibutuhkan karena pada pertengahan Agustus, dua tim besar dari DIY akan mengikuti kompetisi Piala Kemerdekaan yang digagas Menpora, yaitu PSS Sleman, yang mempunyai dua kelompok suporter, Slemania dan BCS, serta Persiba Bantul yang juga didukung oleh Paserbumi serta CNF.
Dipastikan nantinya akan ada pergerakan dari para suporter untuk mendukung skuadnya masing-masing. Terutama di wilayah Bantul, karena Stadion Sultan Agung yang merupakan markas Persiba dijadikan salah satu tempat untuk menggelar babak penyisihan.
Sekretaris Umum Slemania M Sanusi mengatakan, meski tak ada kompetisi, suporter tetap melakukan aktivitas.
"Kegiatan suporter di sekretariat, kemudian mendukung tim ketika latihan untuk menyiapkan Piala Kemerdekaan," katanya.
Ia mengatakan, dalam setiap kegiatan tersebut, pihaknya selalu menyelipkan edukasi-edukasi kepada para anggotanya.
"Kami juga harus bersikap sesuai slogan, yakni Slemania suporter edan tapi sopan, anti kekerasan," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015