Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang di pasar spot antarbank Jakarta pada Jumat sore melemah 34 poin menjadi 13.492 per dolar AS daro posisi sebelumnya 13.458 per dolar AS.
"Mata uang dolar AS mempertahankan penguatannya terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah menyusul semakin kuatnya langkah the Fed untuk menaikan suku bunganya pasca produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat kuartal dua tumbuh," kata Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova.
Ia mengemukakan bahwa PDB Amerika Serikat yang dirilis tumbuh sebesar 2,3 persen pada periode kuartal dua 2015. Dolar AS juga dapat meningkat lebih tinggi terhadap rupiah jika data ekonomi lainnya seperti penggajian non pertanian (non farm payrolls/NFP) meningkat.
Kendati demikian, lanjut dia, depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar AS masih tertahan menyusul Bank Indonesia yang tetap berjaga di pasar valas domestik. Aksi Bank Indonesia itu agar fluktuasi rupiah tidak terlalu lebar.
"Harapan data ekonomi domestik kuartal dua 2015 juga masih cukup positif sehingga menahan tekanan rupiah lebih dalam," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan penguatan dolar AS masih teratahan menyusul antisipasi investor menjelang rilis serangkaian data ekonomi Amerika Serikat lainnya pada pekan depan, seperti data upah pekerjaan bulan April-Juni dan penggajian non pertanian NFP) bulan Juli.
"Sebelum investor memperoleh petunjuk lebih lanjut tentang kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed maka penguatan dolar AS masih akan terbatas," katanya.
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia hari ini, rupiah berada pada 13.481 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya 13.468 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015