Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Pengusaha Bioskup Seluruh Indonesia (GPBSI), menegaskan, semua film baik film asing maupun film nasional diberikan kesempatan tayang di bioskop-bioskop di bawah nasional itu.
Ketua GPBSI, Djonny Syafruddin, di Jakarta, Jumat, menyatakan, karena itu tidak benar jika ada tudingan bahwa produser film nasional merugi karena GPBSI kurang memberikan kesempatan tayang film dalam negeri.
Menurut dia, dalam keterangan tertulisnya, yang menjadi penyebab minimnya penonton adalah merosotnya kualitas produksi film tersebut bukan karena film nasional kurang diberi kesempatan tayang.
"Semua orang boleh mengeluarkan pendapat. Namun data statistik menunjukkan bahwa anjloknya penonton pada umumnya bukan karena tidak diberi kesempatan tayang, namun karena film yang ada memang tidak bermutu," katanya.
Film-film nasional yang ditayangkan selama Lebaran, kata dia, pengusaha bioskop sudah memberikan jumlah layar dengan optimal dan proporsional.
"Dari sana penonton diberi pilihan film yang ingin ditonton. Setelah itu semuanya kembali ke keputusan penonton untuk menonton film yang mana," katanya.
Terbukti, lanjutnya, saat ini Comic8 sudah melewati batas psikologis 1 juta penonton dan Surga Yang Tak Dirindukan buatan anak negeri, mengejar dekat di belakangnya.
Melihat minat penonton yang sangat bagus, tambahnya, bioskop juga tidak tinggal diam tetapi menambah jumlah layar dan jam pertunjukan untuk melayani minat masyarakat.
"Dari sana jelas, bahwa bioskop telah memberi kesempatan bagi film berkualitas yang diminati penonton," katanya.
Sebelumnya Ketua Persatuan Produser Fim Indonesia (PPFI), Firman Bintang, mengungkapkan produser film merugi karena film nasional kurang diberi kesempatan tayang di bioskop-bioskop.
Pewarta: Subagyo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015