"Kita sudah antisipasi daerah yang mengalami kekeringan di Jateng, dengan bantuan air bersih. Anggaran air bersih ini, tersedia sekitar Rp20 miliar," kata Gubernur Ganjar Pranowo usai acara seminar yang diselenggarakan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng, di Solo, Jumat.
Saat ini terdapat sekitar 29 daerah di Jateng yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih seperti Wonogiri, Sragen, Grobogan, Blora, dan Brebes.
Jumlah desa yang kesulitan air bersih tercatat sekitar 10 persen dari 7.804 desa di Jateng.
Bantuan air bersih pun telah disalurkan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing kabupaten/kota.
"Kami berharap masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih dapat mengajukan bantuan ke BPBD daerah masing-masing," katanya.
Namun, kata dia, yang masih menjadi persoalan di Jateng adalah sumber mata air untuk irigasi lahan pertanian.
Kemarau menyebabkan air di sejumlah sungai menyusut. Jika kebutuhan air tidak terpenuhi maka petani akan mengalami gagal panen, katanya.
Pemprov Jateng, ujarnya, segera mencarikan sumber air untuk pertanian dengan membuat sumur artesis.
"Solusi satu-satunya dengan membuat sumur dalam atau dangkal di lokasi lahan pertanian. Jika tidak para petani akan mengalami gagal panen," katanya.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015