"Kami bertemu pada Desember tahun lalu dan kami bertemu pada bulan Juni tahun ini. Kami memutuskan untuk mempertahankan produksi kami di 30 juta barel per hari, sama seperti sebelumnya. Kami belum
siap untuk mengurangi produksi kami," kata Badri setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Energi Rusia di Moskow, lapor AFP.
Harga minyak baru-baru ini turun ke tingkat terendah dalam bulan didorong kekhawatiran atas kelebihan pasokan global.
Penurunan menyusul pemulihan harga setelah penurunan tajam tahun lalu. Harga terus "rebound" (berbalik naik) sedikit pada Kamis menyusul laporan penurunan persediaan minyak mentah AS.
OPEC dan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama setelah pembicaraan Kamis, bahwa indikator-indikator menunjuk kemungkinan "situasi yang lebih seimbang di pasar minyak dan stabilisasi" pada 2016.
Para analis mengatakan bahwa kembalinya minyak dari Iran setelah kesepakatan bersejarah energi nuklir dengan kekuatan utama dunia bulan ini bisa menciptakan ketegangan-ketegangan baru dalam OPEC.
Perjanjian itu membuka jalan bagi penghapusan sanksi dan kembalinya minyak Iran secara bertahap ke pasar global pada tahun depan.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) -- yang 12 negara anggotanya termasuk Iran menghasilkan sepertiga minyak dunia -- disadari, bahwa minyak Iran bisa memperburuk kelebihan pasokan global dan lebih lanjut menekan harga minyak.
Namun demikian, Badri bersikeras bahwa OPEC menyambut pencabutan sanksi terhadap Iran dan akan mampu menghadapi setiap peningkatan volume produksi.
"Kami sangat senang bahwa sanksi-sanksi sedang dalam perjalanan mereka untuk berakhir bagi Iran. Sekarang kami tidak memiliki negara manapun di bawah sanksi-sanksi di organisasi kami," kata dia kepada pers.
"Saya pikir kuantitas itu menjadi pertanyaan, saya pikir kelompok kami akan mengakomodasi mereka."
(Uu.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015