Ketua Dewan Juri LKIR LIPI Laksana Tri Handoko di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa 60 proposal terbimbing ini tersaring dari sekitar 2.041 proposal yang mendaftar LKIR pada tahun ini, baik individu maupun tim pelajar.
"Jadi, proposal karya ilmiah terbimbing itu benar-benar merupakan yang terpilih," katanya.
Antusiasme jumlah peserta yang mendaftarkan proposal risetnya tahun ini melonjak sekitar 30 persen dibanding 2014 di mana jumlah proposal yang masuk ke panitia hanya sejumlah 1.431 buah. Ia melihat kenaikan jumlah proposal pendaftar lomba ini sebagai sesuatu yang positif bagi perkembangan minat penelitian di kalangan remaja.
Menurut dia, dari tahun ke tahun proposal karya ilmiah yang diajukan peserta remaja yang berusia antara 12 hingga 19 tahun ini semakin "advance". Anak-anak semakin memiliki kesempatan mudah memperoleh informasi, sehingga ide pun semakin banyak diperoleh.
"Mentor-mentor pun bahkan ada yang mengatakan ide-ide remaja ini bisa menjadi bahan penelitian pascasarjana. Advance yang dimaksud belum tentu sulit, tapi yang mereka ajukan kami lihat dari kebaruannya," ujar dia.
Ia mengatakan yang terseleksi memiliki tingkat orisinalitas tinggi, simpel, kreatif, dan inovatif.
Sekretaris Utama LIPI Siti Nuramaliati Prijono mengatakan beberapa ide yang dituangkan dalam proposal untuk bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) cukup bagus. "Bahkan peneliti LIPI belum pernah mengajukan ide semacam itu".
Namun hal yang disayangkan, menurut dia, minimnya proposal karya ilmiah kemaritiman yang diajukan di ajang LKIR ke-47 ini. "Hanya satu yang berbau laut. Ini jadi tantangan bagi LIPI juga untuk melakukan pembinaan di pesisir, bahwa banyak sumber daya yang luar biasa belum dikembangkan di sana, dan masyarakat harus tahu".
Sementara itu Director Education and Society British Council Indonesia Teresa Birks mengatakan sebagai bentuk kerja sama Indonesia--Ingris yang salah satunya mendukung mengembangkan penelitian di Indonesia maka British Council mencoba mendukung kegiatan LKIR ke-47.
Dalam kegiatan ini, ia mengatakan remaja sudah mulai diajarkan untuk melihat permasalahan di sekitarnya dan mereka mencari solusinya. "Hal yang terlihat mereka antusias melakukannya, dan itu positif".
Banyak masalah di dunia ini, seperti perubahan iklim, resistensi antibiotik, kebutuhan energi baru terbarukan, dan semua berkepentingan untuk mencari solusinya. Teresa mengatakan LKIR yang rutin diadakan LIPI ini menjadi salah satu upaya memunculkan peneliti-peneliti muda yang mampu ikut mencari solusi dari permasalahan dunia tersebut.
"Penelitian interdisiplinari perlu dilakukan. Banyak peneliti harus dimunculkan," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI Nur Tri Aries S mengatakan sejak 2004, LIPI selalu mengirimkan remaja pemenang LKIR ke ajang perlombaan sains internasional salah satunya ke Amerika Serikat.
Kali ini, pemenang LKIR ke-47 akan memperoleh kesempatan mengikuti Sains Summer Camp yang dilakukan di Inggris.
Pewarta: Virna P
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015