Emblem yang diperkenalkan pekan lalu sudah mendapat beragam ulasan dari publik Jepang dan berisiko menjadi serangkaian kesalahan langkah yang bisa merusak reputasi Jepang saat negara itu mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah ajang olah raga musim panas untuk kedua kalinya tahun 2020.
Logo Olimpiade Tokyo 2020 didesain oleh Kenjiro Sano, berupa gambar yang menunjukkan huruf "T" dengan lingkaran merah dan garis hitam, dibicarakan di media sosial setelah desainer Belgia Olivier Debie mengunggah logo Theatre de Liege di Belgia, yang menurut banyak orang sangat mirip dengan logo Olimpiade Tokyo 2020.
"Eh, sampai sejauh plagiarisme? Kita harus mendapat penjelasan," demikian komentar seorang warga Jepang di Twitter.
Televisi nasional NHK mengatakan emblem itu juga mirip dengan logo bikinan seorang perancang Spanyol yang digunakan untuk membantu mengumpulkan dana bagi Jepang saat gempa dan tsunami 11 Maret 2011.
Panitia Olimpiade Tokyo 2020 menegaskan bahwa desain logi sudah melalui pengecekan sebelum diperkenalkan.
"Sebelum memilih desain ini, Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 telah melakukan verifikasi yang panjang dan intensif melalui proses yang tranparan," kata penyelenggara dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Reuters.
Logo baru yang menggantikan logo bergambar lingkaran bunga sakura berwarna pelangi yang sebelumnya biasa dipakai saat proses pencalonan diperkenalkan pada 24 Juli dalam acara yang serba gemerlap di Tokyo.
Direktur Komunikasi Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC) Mark Adams mengatakan kepada NHK bahwa masalah serupa sudah pernah terjadi sebelumnya, yang paling baru pada logo Olimpiade Rio 2016. (Uu.T004)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015