Paris (ANTARA News) - Bos badan sepak bola Eropa UEFA Michel Platini resmi mencalonkan diri sebagai presiden badan sepak bola dunia FIFA, umum UEFA seperti dikutip AFP.
Pengumuman ini mengakhiri spekulasi berminggu-minggu mengenai apakah pria Prancis berusia 60 tahun itu akan mengikuti pemilihan untuk mencari pengganti Sepp Blatter yang sudah menyatakan mundur setelah terpilih kembali Juni lalu di tengah di ujung tanduknya reputasi FIFA.
Pekan lalu dia mengumumkan bahwa pemilihan presiden FIFA diadakan pada 26 Februari 2016.
Platini secara resmi mengumumkan pencalonan dirinya itu dalam sebuah surat kepada Presiden dan Sekretaris Jenderal FIFA yang dianggotai 209 negara itu, dan kemudian diumumkan oleh UEFA.
"Ini adalah keputusan sangat pribadi yang dipertimbangkan masak-masak, dalam mana saya mempertimbangkan masa depan sepak bola, di samping masa depan saya sendiri," kata Platini.
"Saya juga dituntun oleh penghargaan, dukungan dan dorongan yang telah Anda semua tunjukkan kepada saya."
Dia berjanji untuk bekerja tanpa mengenal lelah demi kepentingan sepak bola.
"Ada masanya dalam hidup ini ketika Anda mesti menentukan takdir Anda di tangan Anda sendiri," kata dia.
"Saya berada pada salah satu masa menentukan ini, di persimpangan hidup saya dan pada masa yang membentuk masa depan FIFA."
Dia melanjutkan, "Selama setengah abad terakhir atau lebih ini, FIFA hanya punya dua presiden. Stabilitas yang ekstrem ini adalah paradoks di dunia yang mengalami pergolakan-pergolakan radikal dan dalam olah raga yang telah melalui perubahan ekonomi besar.
"Namun demikian, berbagai perkembangan terakhir memaksa badan utama sepak bola dunia ini melakukan helaan baru dan memikirkan lagi ketatakelolaannya."
Platini telah memposisikan dirinya sebagai salah satu lawan paling vokal bagi rezim Blatter, dan secara terbuka menyeru dia mundur setelah tujuh anggota Komite Eksekutif FIFA ditangkap karena tuduhan korupsi dalam penggerebekan di Swiss menjelang pemilihan Presiden FIFA Mei lalu.
Blatter mengabaikan seruan itu dan malah terpilih kembali untuk masa jabatan kelimanya sebagai presiden FIFA yang kemudian mengumumkan niatnya mundur pada 2 Juni karena badan sepak bola dunia tercebur dalam skandal.
Sejak itu Platini berubah menjadi salah satu dari calon terkuat pengganti Blatter dan mendapatkan dukungan verbal empat dari lima konfederasi sepak bola dalam FIFA, dengan kekecualian Konfederasi Sepak Bola Afrika yang pro-Blatter dan Oseania.
Mantan bintang Juventus dan Prancis itu akhirnya memutuskan tidak mencalonkan diri pada pemilihan Mei lalu, padahal dianggap sebagai pesaing terkuat Blatter. Oleh karena itu, jika dia kini mencalonkan diri maka ini menunjukkan adanya kepercayaan diri bahwa dia kini bisa menang.
Sejauh ini memang tidak ada calon yang sekredibel Platini yang sudah memimpin UEFA sejak 2007.
Mantan bintang Brasil Zico miskin pemgalaman dalam administrasi sepak bola internasional, sedangkan Ketua Asosiasi Sepak Bola Liberia Musa Bility tak dikenal kecuali di Afrika dan Diego Maradona yang telah menyatakan berniat mencalonkan diri juga bukan lawan yang serius.
Pangeran Ali dari Yordania yang melawan Blatter pada pemilihan Mei lalu dan sebagian besar didukung UEFA mungkin kini akan berdiri di belakang Platini ketimbang bersaing melawannya.
Para kandidat masih memiliki waktu untuk mendaftarkan diri sampai 26 Oktober mendatang. Mereka harus mendapat dukungan paling sedikit lima dari 209 anggota FIFA, dan lolos komite etik FIFA, sebelum dinyatakan layak menjadi kandidat.
Platini terus menerus menyerukan reformasi pada badan sepak bola dunia itu dalam beberapa bulan terakhir. Seruannya ini semakin kencang sejak pihak berwenang AS mendakwa 14 orang --termasuk tujuah pejabat FIFA yang ditangkap di Zurich -- dengan tuduhan korupsi, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015