Jakarta (ANTARA News) - Konsumen Indonesia masih mengkhawatirkan keadaan ekonomi bahkan tingkat kekhawatiran meningkat menjadi 37 persen dibandingkan dengan kuartal pertama yang sebesar 33 persen.
Selain kekhawatiran akan kondisi ekonomi, kekhawatiran akan masalah kesehatan juga meningkat pada kuartal ini dibandingkan kuartal sebelumnya, dari 14 persen di kuartal pertama menjadi 17 persen di kuartal kedua.
Kekhawatiran akan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan (work life balance) juga sedikit meningkat dari 16 persen di kuartal pertama menjadi 17 persen di kuartal kedua ini.
Demikian hasil temuan Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions yang dirilis, Rabu, di Jakarta.
Dalam hasil survey tersebut juga terungkap bahwa kekhawatiran konsumen akan kenaikan harga BBM pun timbul kembali setelah sempat menghilang di kuartal pertama. Sebanyak 17 persen konsumen menyatakan kekhawatiran mereka akan kenaikan harga BBM di kuartal kedua.
Satu-satunya yang menurun adalah kekhawatiran mengenai kejahatan, yang menurun cukup signifikan dari 23 persen di kuartal pertama menjadi 15 persen di kuartal kedua.
Selain itu, meskipun menabung dan investasi tetap menjadi pilihan utama konsumen Indonesia dalam menyalurkan uang lebih mereka, namun keinginan konsumen Indonesia untuk menabung di kuartal kedua 2015 menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Jika pada kuartal pertama 2015 ada 74 persen konsumen yang menyatakan bahwa mereka menggunakan dana lebih mereka untuk menabung, maka di kuartal kedua 2015 hanya 69 persen yang menyatakan hal yang sama. Demikian halnya dengan keinginan investasi konsumen Indonesia yang menurun dari 35 persen menjadi 32 persen di kuartal kedua 2015.
Selain itu, 45 persen konsumen menyatakan menggunakan dana cadangan mereka untuk berlibur.
Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015