Pekanbaru (ANTARA News) - Harga CPO Riau umur sepuluh tahun periode 29 Juli--4 Agustus 2015 tercatat Rp7.096,36/kg atau mengalami penurunan dipengaruhi lesunya permintaan dari Malaysia.
"Lesunya permintaan tercermin dari ekspor Indonesia dan Malaysia yang anjlok. Intertek melaporkan, ekspor periode 1--20 Juli 2015 turun 15,5 persen," kata Sekretaris Tim Penetapan harga TBS CPO Riau, Rusdi di Pekanbaru, Rabu.
Menurut dia, seperti dilaporkan Bloomberg, harga CPO untuk pengiriman Oktober 2015 di Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 0,77 persen menjadi RM 2.188 per ton atau setara 575,11 dolar AS per ton.
Dalam dua hari terakhir, harganya sudah terpangkas 1,35 persen. Bahkan beberapa analis mengungkapkan, turunnya harga CPO diakibatkan permintaan yang kembali lesu, sementara suplai melimpah.
"Akan tetapi di saat permintaan cenderung surut, justru suplai CPO diproyeksi melonjak. Produksi CPO Indonesia dan Malaysia di kuartal tiga diperkirakan meningkat, karena sepanjang Juli hingga Oktober 2015 merupakan musim panen tertinggi," katanya.
Disamping itu kondisi fundamental di pasar CPO sendiri masih menunjukkan potensi akan berlanjutnya penurunan.
Pekan lalu, bahkan Bloomberg melaporkan bahwa stok CPO di Indonesia pada Juni 2015 mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 15 persen dibandingkan dengan Mei sebelumnya.
Pasokan CPO di negara produsen terbesar dunia tersebut mencapai angka 2,8 juta ton dan merupakan jumlah yang paling banyak sejak April 2013.
"Lemahnya permintaan global CPO disebabkan oleh meningkatnya produksi minyak nabati lainnya dari rapeseed, kedelai dan biji bunga matahari di sejumlah negara produsen," katanya.
Rendahnya harga dan permintaan CPO, merupakan kondisi global yang tidak hanya terjadi di Indonesia. Peningkatan permintaan diharapkan terjadi dengan adanya kebijakan pemerintah untuk mendongkrak permintaan CPO di dalam negeri sehingga pengusaha tidak bergantung pada permintaan ekspor.
Pewarta: Frislidia
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015