"Di empat daerah tersebut kami mengibarkan bendera putih atau abstain untuk Pilkada serentak," ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem Jawa Timur Effendi Choirie kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Ia beralasan, partainya tidak mau mendukung calon bentukan yang ditengarai akan dilakukan di daerah-daerah ini karena hanya ada satu pasangan calon mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum daerah setempat.
"NasDem masih memiliki integritas politik sehingga enggan mengusung calon boneka. Lebih baik kibarkan bendera putih saja daripada mendukung calon boneka," kata pria yang akrab disapa Gus Choi ini.
Alasan lainnya, lanjut mantan legislator DPR RI itu, di empat daerah ini tidak ada pasangan calon yang memenuhi standar moral Partai NasDem sehingga memilih abstain.
Sementara itu, untuk 15 Pilkada di Jawa Timur lainnya, NasDem ikut serta dan berjanji mengerahkan segalanya untuk memenangkan calon-calon mereka.
Sekretaris DPC Partai Nasdem Surabaya Vinsensius Awey mengatakan partainya belum mengeluarkan surat untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya.
Oleh karena itu, dia menilai jika benar ada pertemuan intensif antara Ketua DPD NasDem Surabaya Sudarsono dan Ketua DPC PKB Surabaya Syamsul Arifin akhir-akhir ini dengan tujuan untuk menyelamatkan Surabaya atau sebagai calon boneka, maka itu mencedarai demokrasi.
"Kami sepakat menyelamatkan, tapi juga jangan mencederai dan melahirkan pasangan boneka. NasDem menolak keras pasangan boneka," tegas Vensensius.
Pilkada serentak di Jatim dilaksanakan di 19 kota/kabupaten dan digelar 9 Desember 2015.
Hingga masa pendaftaran bakal pasangan calon, total 45 pasangan mendaftar ke KPU di mana tiga di antaranya harus diperpanjang karena hanya ada satu pasangan pendaftar. Ketiganya terjadi di Surabaya, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Blitar.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015