Pernyataan tersebut disampaikan setelah adanya kekhawatiran bahwa Tiongkok akan membangun pangkalan militer menyusul keputusan pemerintah Maladewa yang mengizinkan pihak asing untuk memiliki tanah di negara itu.
Negara yang berada di Samudera Hindia itu minggu lalu meloloskan aturan yang membolehkan pihak asing untuk memiliki tanah, tapi dengan syarat bahwa setidaknya 70 persen dari luas tanah tersebut adalah hasil reklamasi pantai.
Tapi Partai Demoktratik Maladewa yang beroposisi menyatakan bahwa undang-undang tersebut bisa membuka jalan bagi pihak asing untuk beroperasi di Maladewa.
Sementara partai lainnya berpendapat bahwa pemerintah akan memfasilitasi kehadiran kekuatan Tiongkok yang lebih besar di Samudera Hindia.
Menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok, undang-undang tersebut merupakan masalah dalam negeri Maladewa, tapi Tiongkok hanya menginginkan hubungan yang lebih erat dengan negara yang lebih dikenal dengan wisata bahari mewah itu.
"Tiongkok selalu menghormati dan mendukung usaha Maladewa untuk menjaga kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayah," kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam pernyataanya, seperti dikutip Reuters.
"Yang mengatakan bahwa Tiongkok akan membangun pangkalan di Maladewa sama sekali tidak berdasar," kata pernyataan itu menambahkan.
India, yang secara tradisional punya hubungan sangat erat dengan Maladewa dan Sri Lanka, menyatakan kekhawatiran tentang peningkatan keterlibatan Tiongkok di Samudera India.
Pada September 2014 lalu, saat kunjungan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Maladewa menandatangani kerja sama dengan sebuah perusahaan Tiongkok untuk mengembangkan bandara internasional, setelah membatalkan kerja sama senilai 511 juta dolar AS yang disepakati pada 2012 dengan perusahaan infrastruktur GMR dari India.
Untuk meredam kekhawatiran negara lain atas rencana Tiongkok yang memiliki kekuatan militer yang semakin kuat dan modern, Beijing berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak punya niat untuk membangun pangkalan militer di luar negeri.
(Uu.A032)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015