New Delhi (ANTARA News) - Mantan Presiden India APJ Abdul Kalam, yang terkenal sebagai Bapak Program Rudal India, meninggal dunia di Negara Bagian Meghalaya di bagian timur-laut India pada usia 83 tahun, Senin (27/7).

Kalam pingsan selama ceramah di satu lembaga manajemen di Ibu Kota Negara Bagian itu, Shillong, pada Senin malam.

Ia segera dibawa ke rumah sakit, tempat para dokter menyatakan ia sudah meninggal dunia sebelum sampai di rumah sakit "karena jantungnya berhenti berdenyut secara tiba-tiba".

Sebelum memangku jabatan presiden ke-11 India dari 2002 sampai 2007, Kalam memiliki hubungan erat dengan program antariksa sipil India dan upaya pengembangan rudal militer.

Ia juga telah memainkan peran penting dalam uji-coba nuklir India, Pokhran-II, pada 1998, yang membuat ia dianugerahi gelar "Manusia Rudal India".

Presiden India Pranab Mukherjee menggambarkan meninggalnya Kalam sebagai kehilangan secara pribadi.

"Kehangatan, kesederhanaan dan kerendahhatiannya membuat dia disayang semua orang," kata Presiden Mukherjee di dalam satu pesan.

"Ia sangat menyayangi anak-anak dan berusaha terus memberi inspirasi kepada pemuda negara kami melalui interaksi pribadi dan pidatonya yang memberi motivasi," demikian isi pesan Presiden Mukherjee seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Perdana Menteri India Narendra Modi berbelasungkawa atas meninggalnya Kalam. "India berduka karena kehilangan seorang ilmuwan besar, seorang Presiden yang luar biasa dan di atas semuanya orang yang memberi inspirasi," katanya.

Modi menambahkan, "Benak saya dipenuhi demikian banyak kenangan, sangat banyak interaksi dengan dia. Saya selalu mengagumi kecerdasannya, sangat banyak belajar dari dia."

Pemerintah India berencana mengumumkan hari perkabungan nasional selama tujuh hari untuk meninggalnya Kalam, pria dari keluarga Muslim miskin yang berjuang keras dan meraih gelar di bidang fisika dan antariksa.(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015