Bayi yang masih merah dan belepotan darah itu ditemukan oleh warga bernama Haji Jumandi (50) warga Dusun Larangan, Desa Larangan Slampar, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, sekitar 100 meter dari rumahnya.
"Bayi ini ditemukan di kebun ini dalam kondisi menangis," katanya, sembari menunjuk ke arah kebun, tempat bayi itu ditemukan.
Saat itu, Jumandi hendak menemui tetangganya yang sedang ronda malam sembari bermain gaplek.
Namun saat keluar dari rumahnya tiba-tiba ia mendengar suara tangisan bayi. Kemudian, pria ini mencari sumber suara tangis itu.
"Ternyata setelah saya lihat dari dekat bayi laki-laki," katanya.
Saat ditemukan, bayi malang itu dalam posisi telanjang tanpa sehelai kain. Di sekitar lokasi bayi yang ditemukan itu, terlihat bercak darah yang masih berceceran.
"Saya langsung bawa ke rumah dan memanggil keluarga untuk dimandikan, dan memanggil bidan desa," katanya.
Menurut bidan desa itu, Asih, bayi itu lahir dalam proses persalinan normal, karena darah di sekujur tubuhnya banyak.
"Berat badannya 2,9 kilogram dengan tinggi badan 45 cm," terang Bidan Asih.
Saat ini, bayi yang ditemukan itu tetap masih di rumah Haji Jumandi, dan akan dirawat oleh keluarga ini.
"Kami juga telah menginstruksikan Babinsa disana untuk ikut membantu polisi mencari tahu siapa kira-kira orang tua yang tega membuang bayinya itu," kata Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Arm Mawadi kepada Antara per telepon.
Berdasarkan cacatan Antara, penemuan bayi di Desa Larangan Slampar, Kecamatan Tlanakan pada 27 Juli 2015 itu merupakan kali kedua dalam delapan hari ini.
Pada 19 Juli 2015, warga Desa Panglegur, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan digegerkan dengan penemuan bayi perempuan yang sudah meninggal di pinggir jalan desa itu.
Dugaan sementara, bayi itu merupakan hasil hubungan gelap. Polisi telah melakukan penyelidikan orang tua pembuang bayi tersebut, namun hingga kini belum terungkap pelakunya.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015