Jayapura (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyatakan daerahnya masih membutuhkan tenaga medis untuk menangani para korban hujan es di Kabupaten Lanny Jaya, Nduga, dan Puncak.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giay di Jayapura, Senin, mengatakan bahwa bencana hujan es di daerah itu merupakan siklus tahunan yang terjadi setiap 18 tahun sekali dan menyebabkan ketiga wilayah pegunungan mengalami gagal panen.
"Dari empat pos kesehatan yang berada di tiga wilayah tersebut, hingga kini hanya dilayani dua tenaga medis saja," katanya.
Aloysius menjelaskan bahwa keempat pos tersebut di antaranya Goa Baliem berada di balik gunung perbatasan Balingga, Kuyawage, Jagwana Barat (berlokasi di tengah lapangan, berbatasan dengan Kabupaten Puncak) dan di Agandugume.
"Keempat pos itu hanya dilayani dua dokter yakni dr Benny Kogoya dari Puskesmas Maki dan dr Onge Kogoya dari RS Lanny Jaya, kedua dokter ini terpusat di Posko Induk Wano Barat, yang harus mengelilingi empat pos lainnya," ujarnya.
Dia menuturkan, akibat hujan es 11 orang meninggal dunia, dimana tujuh di antaranya adalah anak-anak. Pihaknya dari awal sudah berkoordinasi dengan tim medis dari Dinas Kesehatan Lanny Jaya sehingga pada saat kejadian langsung membuka posko kesehatan di Kuyawage maupun tiga pos lainnya.
"Ada empat pos dan semua itu disiagakan tenaga kesehatan dengan dua dokter bersama perawat untuk mengkoordinir empat pos yang ada," katanya lagi.
Dia menambahkan, namun sekarang ketika tim medis tersebut ketika hendak melakukan mobilitas atau rotasi ke masing-masing pos kesehatan mengalami kesulitan, karena keterbatasan tenaga.
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015