Jakarta (ANTARA News) - Malaysia menjadi investor terbesar yang menanamkan modal di Indonesia sepanjang semester pertama 2015 dengan 2,6 miliar dolar AS atau sekitar 18,6 persen dari total penanaman modal asing yang masuk di periode tersebut.
Dari total Rp259,7 triliun realisasi investasi sepanjang semester I 2015, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp85,8 triliun dan realisasi penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp174,2 triliun.
"Investasi Malaysia memang mengalami peningkatan melalui sektor telekomunikasi, di mana salah satu investornya yaitu XL Axiata itu mengalami tren pergeseran teknologi dari 3G ke 4G, peralatannya berubah," kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam paparan di Jakarta, Senin.
Menurut dia, investasi Malaysia semakin bervariasi dari waktu ke waktu. Negeri jiran itu awalnya hanya menanamkan modalnya di sektor perkebunan.
"Tapi sekarang juga mereka masuk ke industri logam, jadi semakin bervariasi," ujarnya.
Berdasarkan data BKPM, lima negara dengan investasi terbesar di Indonesia sepanjang semester I 2015 adalah Malaysia dengan 2,6 miliar dolar AS, Singapura sebesar 2,3 miliar dolar AS, Jepang sebesar 1,6 miliar dolar AS, Korea Selatan dengan 0,8 miliar dolar AS dan Amerika Serikat sebesar 0,6 miliar dolar AS.
Sementara itu lima negara yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia pada triwulan II 2015 adalah Malaysia (2,3 miliar dolar AS), Singapura (1,1 miliar dolar AS), Jepang (0,4 miliar dolar AS), Amerika Serikat (0,3 miliar dolar AS) serta British Virgin Islands (0,2 miliar dolar AS).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKPM Franky Sibarani mengakui ada beberapa kejutan dalam realisasi investasi di paruh pertama 2015 ini.
Malaysia secara mengejutkan melesak ke posisi teratas investasi terbesar dengan 2,6 miliar dolar AS kendati pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya merealisasikan investasi senilai 1,8 miliar dolar AS.
"Tiongkok juga yang kini masuk dalam jajaran 10 besar investasi terbesar ke Indonesia, ada di urutan nomor sembilan," katanya.
Pengembangan bisnis para investor di Tanah Air, lanjut Franky, menjadi salah satu hal yang akan terus didukung lembaganya.
"Artinya memang business plan itu yang BKPM perlu dukung," tambahnya.
Franky juga menegaskan pihaknya optimistis bisa mencapai target realisasi investasi 2015 yang dipatok Rp519,5 triliun.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015