Kami berharap Pemda rutin menggelar dialog antaragama"Yogyakarta (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta meminta Pemerintah Daerah mengintensifkan dialog antarumat beragama guna menghindari gesekan yang dipicu persoalan sentimen SARA.
"Kami berharap Pemda rutin menggelar dialog antaragama," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Toha Abdurrahman di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Toha, kegiatan dialog tokoh dan umat antaragama yang difasilitasi Pemerintah Daerah (Pemda) DIY serta pemerintah masing-masing kabupaten akan mampu memperkuat toleransi dalam kehidupan beragama, serta bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
"Dengan dialog insyaAllah terjadi kerukunan, kalau tidak dialog, maka akan mudah muncul sikap berburuk sangka," kata dia yang juga ketua Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB).
Kendati demikian, menurut Toha, apabila seluruh umat beragama mampu menjalankan ajaran sesuai tuntunan agama masing-masing, maka tidak akan terjadi permasalahan yang dapat mengganggu hubungan antarumat.
"Kalau semua umat beragama melakukan aturan agamanya, maka tidak ada masalah," kata dia.
Senada dengan Thoha, peneliti Pusat Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Iqbal Ahnaf mengatakan selain gesekan SARA, kekerasan berbasis agama juga dapat direduksi melalu optimalisasi dialog.
Dalam kaitannya dengan hal itu, FKUB, menurut dia, juga mampu menjadi mediator strategis dalam penyelenggaraan dialog antaragama.
"Forum dialog tersebut akan efektif membentuk pemikiran moderat bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan beragama," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015