"Kita ingin bangun suasana penuh budi pekerti dgn tujuan jadi budaya, prosesnya diajarkan dulu, lalu dibiasakan, lalu dilatih untuk konsisten menjalankan hal tersebut," kata Anies di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Jumat.
Jika sudah konsisten dalam menjalankan PBP dan menjadi kebiasaan, kata Anies, maka akan berkembang menjadi budaya. Seperti hidup bersih, contoh Anies, diajarkan dahulu hidup bersih dan bahayanya kotor.
"Lalu dibiasakan membersihkan yang kotor dan buang sampah pada tempatnya. Lalu dibuat konsisten, bila buang sampah sembarangan maka ditegur, sehingga tanpa sadar jd kebiasaan dan jadi karakter dan budaya," katanya.
Lebih lanjut, Anies mengatakan pihaknya tidak mengadakan slogan untuk program PBP tersebut. Karena menurutnya membangun sebuah budaya harus memakai proses, bukan slogan.
"Misalnya mari bangun budaya bersih, ya tidak akan bersih, harus ada komponen action dan repetisi. Budaya itu tidak otomatis datang, karenanya kita ingin proses menjadi budaya itu melalui pembiasaan nilai-nilai," ujarnya.
Nilai-nilai yang akan dikembangan dalam PBP tersebut, pertama adalah moral dan spiritual dengan cara menggiatkan guru dan peserta didik untuk berdoa bersama dipimpin oleh seorang siswa bergantian sebelum dan setelah jam belajar.
Kedua, kecintaan tanah air dengan upacara bendera setiap senin dengan menggunakan seragam atau pakaian yang sesuai dengan ketetapan di sekolah. Petugas upacaranya juga, tambah Anies, harus bergiliran sehingga semua siswa berpengalaman menjadi petugas upacara.
Hal tersebut karena banyak ditemukan sekolah yang sudah bertahun-tahun tidak melaksanakan upacara padahal dalam upacara tersebut banyak kegunaanya.
"Dalam upacara adalah untuk briefing satu sekolah. Upacara juga ada waktu untuk menyanyikan lagu wajib selain lagu kebangsaan Indonesia Raya, pada sesi lagu wajib setelahnya bisa menyanyikan lagu-lagu bernuansa patriotik kontemporer," tuturnya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015