Jakarta (ANTARA News) - Peninggalan gedung-gedung kuno gaya Eropa di kawasan Kota Tua Jakarta yang membawa nuansa zaman dulu masih menjadi salah satu primadona lokasi pemotretan bernuansa klasik.
Fotografer Agung Is Hartono berpendapat Kota Tua Jakarta menawarkan tempat sempurna untuk menghadirkan nuansa klasik dalam foto.
"Di sana banyak spot bagus untuk foto klasik, tempat lain di Jakarta susah mencari spot seperti itu," kata dia di Jakarta, Jumat.
Salah satu keunggulan kawasan Kota Tua Jakarta, imbuh Agung, adalah lokasi terjangkau dan mudah diakses.
Para pemakai kendaraan umum dapat memilih beberapa moda transportasi. Selain angkutan umum jurusan Kota, ada pilihan lain seperti TransJakarta juga kereta karena tempat ini dekat dengan shelter Kota TransJakarta juga Stasiun Kota.
Selain itu, berfoto-foto di Kota Tua relatif lebih murah ketimbang di tempat lain. Ada beberapa tempat di mana fotografer dapat bebas bekerja tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun, sebagian butuh biaya perizinan dalam jumlah yang bervariasi namun relatif tidak mencekik kantong.
Fotografer lain, Teresia, mengemukakan hal serupa.
"Di tempat lain bisa bayar mahal untuk izin foto, tapi di Kota Tua bagus untuk foto berlatar gedung-gedung tua, bahkan tidak perlu bayar," ujar dia.
Museum Fatahillah, Toko Merah, Rumah Akar, hingga Museum Bank Mandiri pernah menjadi pilihan dari fotografer ini untuk melakukan pemotretan, termasuk foto pre-wedding. Proses perizinan, kata Agung, tidaklah rumit.
Izin untuk melakukan pemotretan pre-wedding di Museum Bank Mandiri yang memamerkan koleksi perbankan masa lampau, misalnya, pernah didapatnya dalam hari yang sama dengan pemotretan.
Padahal, gedung yang awalnya kantor perusahaan dagang Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) yang berkembang menjadi perbankan rancangan tiga J.J.J de Bruyn, A.P. Smits dan C. van de Linde yang resmi dibuka pada 14 Januari 1933 itu mewajibkan perizinan beberapa hari sebelum pemotretan.
Staf operasional Museum Bank Mandiri Faisal mengatakan tempatnya bernaung mengizinkan pemotretan, hanya saja surat izin harus masuk maksimal tiga hari sebelum acara.
"Untunglah karena waktu itu saya bisa dapat izin, kebetulan sedang sepi jadi bisa langsung motret," ujar Agung.
Meski sedang ramai pengunjung, kata Agung, ada banyak sudut di gedung yang pernah dinasionalisasi pada 1960 menjadi kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor, kemudian beralih jadi pusat Bank Export import (Bank Exim) hingga menjadi aset Bank Mandiri yang dapat dipilih sebagai latar belakang.
Furnitur dan interior gedung yang masih asli seperti saat didirikan menjadi daya tarik untuk memunculkan nuansa klasik dalam foto.
Ada ruang tata pamer yang memperlihatkan kegiatan perbankan tempo dulu lewat benda-benda perbankan seperti mesin tik, mesin penghitung uang, buku besar laporan keuangan juga ruang brankas.
Oleh Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015