Bandung (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan salah satu cara mencegah kasus prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur ialah dengan ketahanan keluarga.
"Kalau ketahanan keluarga sudah tercipta maka hal-hal demikian bisa dicegah. Memang harus ada upaya-upaya dan tindakan hukum pun harus dilakukan. Tapi yang jauh lebih penting dihulunya yaitu di ketahanan keluarga, keharmonisan keluarga itu menjadi hal penting," kata Deddy Mizwar di Bandung, Jumat.
Ia menilai adanya kasus prostitusi yang melibatkan anak dibawah umur disebabkan karena kurangnya ketahanan keluarga dan juga pengaruh gaya hidup perkotaan yang negatif seperti pola hidup konsumtif dan hedonis.
Belum lama ini terjadi kasus seorang siswi kelas enam sekolah dasar (SD) di Kota Bandung dijadikan pelacur oleh ibu kandungnya.
"Kasus ini dampak sebuah gaya hidup, sebetulnya tidak kekurangan secara ekonomi, tapi kadang kadang gaya hidup kota besar menjadi orang jadi konsumtif, ini kembali pada faktor akhlak dan iman, kembali ke keluarga, apalagi anak kelas enam SD. ini faktor pendidikan dari keluarga yang kurang. Jadi bagaimana ketahanan keluarga menjadi sangat penting," katanya.
Oleh karena itu, diperlukan langkah preventif atau pencegahan yakni dengan peran serta keluarga dan langkah ini jauh lebih penting dari represif sehingga anak sebagai generasi penerus bangsa tidak terjerumus kepada hal-hal negatif.
"Sekarang itu kan karena melihat gaya hidup tadi bukan hanya di kota saja tapi di desa juga, itu sudah menciptakan mainset gaya hidup yang selama ini dicekoki media televisi, kalau tidak kuat ketahanan tadi maka kita akan rontok. Makanya ketahanan keluarga sangat penting," kata dia.
Seorang siswi kelas enam sekolah dasar (SD) di Kota Bandung dijadikan pelacur oleh ibu kandungnya, ungkap Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat.
"Bulan puasa kemarin kami berdialog dengan Polrestabes Bandung dan ternyata ada kasus anak SD menyambi sebagai anak yang dilacurkan oleh ibu kandungnya sendiri di Kota Bandung," kata Ketua P2TP2A Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan di Bandung, Kamis.
Ia mengemukakan alasan si anak SD tersebut menjadi pelacur karena merasa kekurangan uang jajan.
"Jadi ketika dialog dengan Kapolrestabes, saya sempat bertanya sebenarnya alasan apa yang membuat anak ini menjadi demikian. Dan jawabannya cukup mengejutkan yakni si anak itu meminta kami bertanya ke ibunya. Dia bilang ibunya memberi uang saku setiap hari kepada dia," katanya.
Selain itu, lanjut Netty, anak SD tersebut ternyata memiliki tukang ojek langganan dan nomor khusus untuk pelanggan yang akan menggunakan jasanya.
"Dan bahkan, saat tak ada pelanggan, anak itu melayani tukang ojek. Sekarang anaknya dikembalikan ke orang tuanya. Karena, ibunya enggak mau anaknya dititipkan kepada kami di P2TP2A Jabar," katanya.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015