Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) menyatakan kesiapannya untuk menyerap 900 ribu ton garam lokal yang diproduksi petani.
"Penyerapan akan dilakukan oleh delapan anggota AIPGI, target 900 ribu ton diprioritaskan K1 dan K2, " kata Ketua AIPGI Tony Tanduk di Jakarta, Jumat.
Tony mengatakan, delapan anggota AIPGI tersebut mendominasi 70 persen dari seluruh penyerapan garam lokal, di mana 30 persennya diserap oleh Industri Kecil Menengah (IKM).
Menurut Tony, BMKG memprakirakan musim kemarau di sentra-sentra produksi garam mulai pada dasarian 2 Juni - dasarian 2 November atau selama lima bulan.
"Sementara itu, panen raya akan jatuh pada Agustus, September dan Oktober. Sedangkan estimasi produksi garam 1,6-1,7 juta ton pada 2015," kata Tony.
Terkait dengan disetujuinya izin impor garam industri sebesar 397 ribu ton, yang akan datang pada Agustus 2015 dan bersamaan dengan panen raya, Tony mengatakan petani garam lokal tak perlu khawatir.
Pada dasarnya, lanjut Tony, delapan perusahaan anggota AIPGI akan menjalankan komitmennya untuk menyerap garam lokal, dan berupaya untuk mencegah terjadinya rembesan.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015