Jakarta (ANTARA News) - Emisi karbon akibat pemanasan iklim di Amerika Serikat (AS) menurun sekitar 11 persen di antara tahun 2007 sampai 2013. Demikian dilansir sciencemag.org.
Beberapa media melaporkan penurunan itu telah banyak dikaitkan dengan perubahan yang terus berlangsung dari batu bara menjadi gas alam untuk menghasilkan energi listrik. Namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengaruh terbesar, sejauh ini, adalah kemerosotan perekonomian di AS.
Para peneliti menilik pada bagaimana enam faktor--meliputi pertumbuhan populasi, pergeseran kebiasaan konsumen, dan perubahan pada campuran penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi listrik--di antara yang mempengaruhi tren emisi karbon di Amerika Serikat sejak 1997 hingga 2013.
Sebelum 2007, kenaikan emisi didorong oleh pertumbuhan ekonomi dengan 71 persen kenaikan akibat meningkatnya konsumsi barang-barang dan jasa dan sisanya disematkan pada pertumbuhan nasional penduduk, kata peneliti.
Namun sejak 2007 hingga 2009, hanya 17 persen penurunan taham yang dihasilkan dari penurunan penggunaan batu bara dan peningkatan penggunaan gas alam dan sumber energi yang bisa diperbarui seperti tenaga surya dan tenaga angin, demikian dilaporkan tim peneliti di Nature Communications.
Sisanya berasal dari penurunan konsumsi barang-barang dan jasa, demikian dicatat para peneliti. Sejak 2009 hingga 2013, meski pun perekonomian membaik dan populasi AS tumbuh, emisi karbon agak turun berkat tingginya harga BBM (yang menahan konsumsi), musim dingin ringan pada 2012 (yang memangkas permintaan pemanas rumah), dan lebih banyak pabrik yang lebih efisien dalam energi.
Bagaimanapun para peneliti menyarankan kombinasi berpindah-pindah dari faktor, sepertinya tak akan mencegah kenaikan yang besar dari emisi karbon begitu perekonomian AS kembali mencapai puncaknya.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015