Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan tengah mempersiapkan program "Gerai Perbatasan" yang nantinya akan membuka pertokoan di wilayah perbatasan Indonesia dan bertujuan untuk mengurangi disparitas harga di wilayah tersebut.
"Gerai Perbatasan akan kita bangun dalam waktu dekat," kata Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, seusai melakukan Halal Bihalal di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis.
Rachmat menjelaskan, salah satu wilayah yang akan dijadikan proyek percontohan adalah wilayah perbatasan Entikong, Kalimantan Barat. Nantinya, pertokoan yang akan beroperasi itu diharapkan merupakan hasil kerja sama dari para pengusaha dan pemerintah.
"Untuk percontohan nantinya bisa di Entikong, saat ini masik kita lakukan pengkajian. Bisa kerja sama dengan ritel, pemerintah dan swasta," ujar Rachmat.
Menurut Rachmat, program tersebut diharapkan bisa segera berjalan dalam waktu dekat dikarenakan memerlukan berbagai persiapan khususnya untuk pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan tersebut.
"Kita usahakan tahun ini (mulai dikerjakan), dan pertengahan tahun depan bisa selesai karena harus membangun infrastruktur," ujar Rachmat.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mendey mengatakan bahwa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk menjalankan rencana Gerai Perbatasan tersebut adalah permasalahan infrastruktur.
"Insentif utama (yang harus diberikan pemerintah) adalah infrastruktur, khususnya berbicara di daerah perbatasan. Saya pikir itu yang perlu kita pikirkan," ujar Roy.
Roy menambahkan, jika nantinya Gerai Perbatasan tersebut dibuka, maka perlu dukungan khususnya dari pemerintah daerah. Sementara bagian yang akan menjadi pertimbangan para pelaku usaha untuk rencana tersebut antara lain adalah dari sisi demografi, jalur transportasi untuk logistik, dan kesanggupan dari distribution center.
Beberapa waktu lalu, pemerintah juga telah meluncurkannya program serupa berupa pilot project Gerai Maritim dengan menggunakan KM Gunung Dempo diharapkan mampu menurunkan disparitas harga yang ditargetkan menjadi kurang dari 13,5 persen terutama di wilayah timur dan wilayah terluar atau perbatasan Indonesia.
Gerai Maritim tersebut merupakan salah satu penjabaran dari program tol laut pemerintah, dan diharapkan langkah tersebut bisa memecahkan salah satu permasalahan yakni adanya disparitas harga yang cukup tinggi antara bagian barat dengan bagian timur Indonesia.
Pilot Project Gerai Maritim tersebut menggunakan kapal KM Gunung Dempo dengan rute Jakarta-Jayapura menuju Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua dan mengangkut barang kebutuhan pokok dan penting sebanyak 11 kontainer seperti minyak goreng, telur ayam, daging ayam, tepung terigu, beras, gula, serta sembako lainnya.
Kementerian Perhubungan sendiri tengah menyiapkan enam buah kapal yang akan menjangkau 30 pelabuhan kecil dengan enam trayek dan diharapkan sudah mulai bisa berjalan secara reguler setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah.***3***
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015