Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan bahwa meskipun kecil, penurunan tarif listrik akan mempengaruhi ongkos produksi industri dalam negeri.
"Kalau untuk industri, biar penurunannya 1-2 persen itu berpengaruh, karena mereka melakukan produksi dalam jumlah besar," kata Menperin saat ditemui usai halal bi halal dengan seluruh pegawai Kemenperin di Jakarta, Kamis.
Menperin mengatakan, pengaruh tersebut terlihat pada industri-industri yang pemakaian energinya cukup besar, seperti pada industri keramik, di mana ongkos produksinya mencapai 30-40 persen.
Menurut Menperin, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, SKK Migas dan PLN untuk membicarakan soal biaya energi untuk industri, baik tarif listrik maupun harga gas.
"Kita tahu memang biaya energi di Indonesia memang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Sehinggam biaya energi yang ada di Indonesia harus bisa bersaing," ujarnya.
Seperti diketahui, tarif listrik untuk daya di atas 2.200 Volt Ampere (VA) mengalami penurunan sebesar Rp1-Rp5 per kilo Watt hour (kWh), di mana daya tersebut sering digunakan oleh industri.
Adapun penurunan tersebut akan berlaku pada Agustus hingga Desember 2015.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015