Jakarta (ANTARA News) - Kementrian Agama akan melakukan program deradikalisasi kepada semua agama yang ada di Indonesia guna menghindari terulangnya tragedi Tolikara atau munculnya konflik-konflik horizontal, gangguan keamanan, dan instabilitas negara.
Ketika menerima kunjungan ulama dan pegiat kemanusiaan yang tergabung dalam Komite Umat untuk Tolikara (Komat Tolikara) di Jakarta, Rabu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan pentingnya program deradikalisasi, sebab paham radikal, apapun agamanya dapat membahayakan keutuhan NKRI.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Agama juga menyatakan sepakat untuk bekerjasama dan bersinergi dengan Komat Tolikara untuk membangun kembali Tolikara, baik terkait program rehabilitasi infrastruktur maupun pendanaannya.
Ia juga sangat menyesalkan terjadinya penyerangan terhadap jamaah yang sedang melaksanakan shalat Idul Fitri dan pembakaran kios, tempat tinggal, dan masjid di Tolikara Papua pada 17 Juli 2015 serta berharap kejadian itu tidak terulang lagi di tempat manapun di Tanah Air.
Sementara itu Ustadz Bachtiar Nasir dari Komat Tolikara pada kesempatan tersebut mengemukakan, tragedi Tolikara adalah petaka pada Hari Raya Idul Fitri 1436 H, ketika jamaah shalat Ied yang menempati halaman Masjid Baitul Muttaqin di lingkungan Koramil Tolikara diserang oleh tidak kurang dari 500 orang tak dikenal.
"Penyerangan itu sangat menyakitkan perasaan umat Muslim. Tak hanya di Tolikara ataupun di Papua semata, tetapi umat Muslim sedunia merasakan hal yang sama," ujar Ustadz Bachtiar selaku Ketua Harian Komat Tolikara.
Menurut dia, Komat Tolikara mendesak pengusutan secara tuntas atas tragedi Tolikara tersebut serta mendorong aparat penegak hukum agar dapat sesegera mungkin menangkap otak intelektual penyerangan tersebut.
Komite itu, lanjutnya, dalam waktu dekat bersama elemen umat yang ada akan bersinergi membangun kembali Masjid Baitul Muttaqin yang telah rata dengan tanah agar umat Muslim Tolikara dapat beribadah kembali dengan aman dan nyaman.
Komat Tolikara itu sendiri adalah koalisi masyarakat yang terdiri dari para ulama, tokoh nasional, dan lembaga serta pegiat kemanusiaan yang memiliki komitmen untuk membangun kembali Masjid Tolikara, membangun jalan damai di Papua, dan menguatkan gerakan dakwah di bumi Cenderawasih.
Adapun tokoh yang tergabung dalam komite tersebut antara lain Bachtiar Nasir, Didin Hafiduddin, Hidayat Nur Wahid, Arifin Ilham, Yusuf Mansyur, Ahmad Juwaini, Aries Mufti, dan Ahmad Mukhlis Yusuf.
Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015