Yogyakarta (ANTARA News) - Keterbatasan lokasi parkir dan penerapan tarif parkir yang terlalu tinggi di berbagai lokasi parkir insidentil masih mendominasi keluhan wisatawan selama libur Lebaran 2015 di Kota Yogyakarta.
"Kami berusaha untuk menekan masalah parkir, khususnya pelanggaran tarif parkir insidentil dengan terus melakukan operasi penertiban. Memang hasilnya belum maksimal karena keterbatasan personel," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Rabu.
Ia mengatakan keluhan mengenai parkir saat libur Lebaran selalu terjadi dan berulang dari tahun ke tahun sehingga hal tersebut akan menjadi sorotan utama dalam evaluasi libur Lebaran yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta.
"Permasalahan utamanya adalah keterbatasan lahan parkir yang ada. Tidak jarang, wisatawan itu hanya berputar-putar di kawasan Malioboro untuk menunggu lokasi parkir yang kosong. Rata-rata mereka membawa kendaraan pribadi," katanya.
Wisatawan saat libur Lebaran yang terus berputar-putar mencari lahan parkir tersebut semakin menambah kepadatan di kawasan Malioboro sehingga memicu pelanggaran parkir.
"Misalnya saja menggunakan Alun-Alun Utara yang sebelumnya dilarang digunakan untuk parkir. Hal itu sangat situasional sekali. Jika dibiarkan berputar-putar mencari parkir maka bisa semakin menimbulkan kemacetan lalu lintas," katanya.
Namun, tegas Haryadi, kejadian tersebut hanya bisa ditoleransi pada kondisi darurat saja dan pemerintah tetap tidak akan memperbolehkan kendaraan dari jenis apapun menggunakan Alun-Alun Utara sebagai lokasi parkir.
Hingga H+5 Lebaran, lanjut Haryadi, jumlah wisatawan yang masuk ke Kota Yogyakarta diperkirakan mengalami peningkatan dibanding tahun lalu meskipun ada sejumlah pedagang yang justru mengeluhkan omzet tidak sebagus tahun lalu.
"Libur Lebaran tahun ini bersamaan dengan kenaikan kelas sehingga masyarakat tidak banyak membelanjakan uangnya untuk kebutuhan Lebaran karena lebih mengutamakan kebutuhan sekolah. Hanya ada pergeseran pola konsumsi saja," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharso mengatakan belum dapat melakukan rekapitulasi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta selama libur Lebaran.
"Kami selalu menghitung tingkat kunjungan wisatawan pada awal bulan. Jadi, baru pada awal Agustus bisa diketahui," katanya.
Mengenai Malioboro yang tetap menjadi magnet utama wisatawan di Kota Yogyakarta, Eko mengatakan sudah berupaya agar objek wisata lain juga dikunjungi wisatawan.
"Tetapi yang paling dicari wisatawan memang Malioboro. Belum ke Yogyakarta kalau belum ke Malioboro sehingga kawasan itu tetap menjadi tujuan utama wisatawan. Kami pun tidak bisa memaksa mereka," katanya.
Pewarta: Eka Arifa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015