Bandung (ANTARA News) - Batik Purba yang mengedepankan filosofis dan sejarah Kabupaten Subang menjadi identitas baru daerah itu sekaligus salah satu keberagaman dan kekayaan motif batik di Jawa Barat.

"Kehadiran Batik Purba untuk mewarnai batik-batik di Subang dan ini menjadi sebuah identitas baru bagi Subang," kata Kepala UPTD Museum Kabupaten Subang Yusep Wahyudin, Rabu.

Menurut dia, motif batik purba pertama kali digagas oleh pihak museum Wisma Karya Subang pada saat akan mengikuti pameran Vredeburg Fair 2014 di Yogyakarta.

Saat itu pihaknya mengusulkan motif pada bejana perunggu masa prasejarah agar dijadikan motif batik purba untuk caption atau papan informasi.

"Akhirnya bejana itu diarsir untuk memperjelas motifnya kemudian meminta desainer grafis Hadi Sidarta untuk membuatkan motif batik purba," katanya.

Kehadiran batik purba direspon baik oleh masyarakat terutama kalangan budayawan dan sejumlah komunitas yang ada di Subang. Mereka mengadakan diskusi tentang bagaimana batik motif purba menjadi batik khas Subang.

Diskusi yang mereka sebut "ngadabrul" itu diikuti oleh sejarawan Subang, ahli arkeologi Bandung dan 19 unsur komunitas di Subang, diantaranya kominitas yang bergerak di bidang kebudayaan. Setelah tiga kali "ngadabrul", hasilnya direkomendasikan ke Bupati Subang untuk dilakukan pengkajian.

Kajian tersebut diterima oleh anggota Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Subang untuk di sahkan menjadi batik khas Subang.

"Akhirnya pengajuan dilakukan pada Januari, karena sedang diproses jadi sampai saat ini kami masih menunggu pengesahan tersebut," katanya.

Lebih lanjut ia menyebutkan terdapat dua motif pada batik purba, yakni motif Tumpal berbentuk segitiga yang sudah ada sejak masa prasejarah hingga sekarang. Di dalam segitiga terdapat gambar burung dan rusa yang memiliki konsep kesatuan kosmos. Mikrokosmos (kemanusiaan), makrokosmos (semesta) dan metakosmos (alam lain).

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015