... posisi Indonesia cukup kuat di Jepang dan peluang untuk meningkatkan nilai ekspor masih terbuka lebar...
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia tengah mengincar peluang pasar untuk produk kaus t-shirt dan pakaian sejenis terkait, yang mulai terbuka sehubungan dengan penetapan Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2020 mendatang.

"Kita harus memanfaatkan momentum itu. Produk apparel cukup punya peluang. Ke depan, produk apparel yang harus mulai menyasar pasar Jepang adalah kaus t-shirt dan pakaian sejenis terkait," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Pasar kaus t-shirt dan pakaian sejenis terkait di Jepang pada 2014 memiliki nilai sebesar 2,2 miliar dolar Amerika Serikat.


Sementara itu, ekspor Indonesia ke Jepang untuk produk itu pada periode Januari-April 2015 baru tercatat sebesar 24,89 juta dolar AS, meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni 17,46 juta dolar AS.

"Berdasarkan data itu, posisi Indonesia cukup kuat di Jepang dan peluang untuk meningkatkan nilai ekspor masih terbuka lebar," kata Ishak.

Produk lain yang dijagokan ke Negeri Sakura juga adalah makanan dan minuman halal.

Menurut data Brand Research Institute, sekitar 350.000 wisatawan muslim berkunjung ke Jepang pada 2013. Pada Olimpiade Musim Panas 2020, diperkirakan jumlah wisatawan muslim ke Jepang dua kali lipat.

"Produsen makanan dan minuman halal Indonesia tidak boleh mengabaikan kesempatan ini," tambah Ishak.

Saat ini, pasar produk makanan halal di Jepang yaitu produk meat and edible meat off all (1,42 miliar dolar Amerika Serikat), of the poultry of heading 01.05 (segar, didinginkan atau dibekukan) dan produk daging ayam (1,94 miliar dolar Amerika Serikat).


Hingga kini, ekspor Indonesia untuk kedua produk itu belum mampu menembus pasar impor Jepang, dengan pasar produk pangannya yang diperkirakan akan terus tumbuh.

Berdasarkan informasi dari Kantor Perwakilan Indonesia di Tokyo, saat ini, Jepang hanya mampu swasembada pangan sekitar 40 persen dari kebutuhan dalam negeri.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015