Jakarta (ANTARA News) - Penjualan busana muslim di dalam negeri meningkat 20-30 persen saat Lebaran 1436 Hijriah atau selama Ramadhan hingga Idul Fitri 2015 dibandingkan pada bulan biasanya.
"Perkiraan kami omzet itu bisa naik 20-30 persen dari bulan biasanya, terutama untuk Industri Kecil Menengah (IKM)," kata Sekretaris Ditjen IKM Kementerian Perindustrian Busharmaidi saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Busharmaidi mengatakan, momen Ramadhan dan Lebaran memang menjadi kesempatan IKM untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Namun, berkaitan dengan target Indonesia menjadi pusat busana muslim dunia, IKM fashion tanah air juga berupaya memenuhi kebutuhan ekspor, meskipun tren peningkatannya tidak setinggi di dalam negeri.
Untuk pasar ekspor sendiri, lanjut Busharmaidi, karya busana muslim anak bangsa sudah dinikmati para pencinta mode busana muslim di ASEAN, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Tidak hanya itu, busana muslim produksi Indonesia juga sudah diekspor ke daerah Eropa dan Timur Tengah.
"Kalau di Eropa, terlepas dari tujuannya, masyarakat Eropa menggunakan busana muslim dari Indonesia saat musim dingin. Memang tujuannya bukan untuk menjalankan perintah agama, namun mereka ingin di musim dingin tetap modis dan trendi dengan menggunakan rancangan dari Indonesia," katanya.
Sementara itu, di Arab sendiri, busana muslim Indonesia dipakai para perempuan Arab yang juga mencintai mode, meskipun dalam kesehariannya mereka menggunakan jubah hitam untuk menutupi tubuh mereka.
Namun, lanjut dia, jubah yang mereka gunakan sebenernya untuk menutupi pakaian muslim yang juga mereka gunakan secara berlapis.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015