Depok, Jawa Barat (ANTARA News) - Wakil Wali Kota Depok, Jawa Barat, Idris Abdul Shomad, yang menjadi khatib shalat Idul Fitri, mengatakan ajaran Islam memberikan solusi untuk menghadapi dan mengatasi krisis moral.
"Allah SWT memberikan konsep yang jelas tentang kehidupan bangsa dan negara yang sering disebut baldatun thoyyibatun wa robbun gofur," kata Shomad, dalam khotbah shalat Idul Fitri, di Depok, Jumat.
Ia mengatakan di Indonesia kini bahasa persahabatan adalah kekuasaan, bahasa bisnis dan ekonomi adalah persaingan tidak sehat, bahasa politik adalah penipuan dan kedzaliman, serta bahasa sosial adalah hedonisme, pembunuhan dan ketidakpedulian. Bahkan bahasa jiwa adalah kesunyian dan kecurigaan.
"Kita harus mengetahui kenapa negara kita seperti ini. Padahal negera kita yang dikenal dengan religius, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, tetapi seakan kita hidup di dalam dunia yang gelap," katanya.
Menurut dia, di tengah krisis moral, ajaran Islam membetikan solusinya. Islam adalah penerang jalan hidup, Islam adalah pencerah segala hal dalam kehidupan.
Untuk itulah, katanya, Allah mengingatkan manusia untuk menjaga martabat bangsa dan negara. Allah memberikan konsep yang jelas tentang kehidupan bangsa dan negara yang sering disebut baldatun thoyyibatun wa robbun gofur.
Ia menjelaskan ada tiga kriteria baldatun thoyyibatun wa robbun gofur. Pertama adalah masyarakat beragama (religious society), yakni masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai bagi umat Islam adalah ajaran Islam. Nilai-nilai religius tersebut juga ada di agama lainnya.
Kedua, masyarakat intelektual (intelectual society). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW saat hidup bertetangga, saat hidup bermasyarakat dengan seluruh komponen dan elemen di Kota Madinah.
Ketiga, masyarakat berkeadilan (justice society), yang mampu mengendalikan emosi, mampu berpikir rasional dan logis, masyarakat yang setiap anggotanya mampu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Idris Abdul Shomad mengajak masyarakat tidakbterpengaruh oleh berita dan media massa yang kadang kala bisa mengajak kepada sikap yang " hitam-putih".
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015