Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 33 orang tokoh Muslim yang tergabung dalam Presidium Aliansi Alim Ulama Indonesia (AAUI) di Jakarta, Jumat, menyampaikan pernyataan bersama atas insiden di Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara, Papua.

Presidium AAUI mengimbau kepada tokoh-tokoh Islam, Kristen dan agama-agama lain, agar mengedepankan kerukunan antarumat beragama dan menjaga toleransi beragama, dalam rangka menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang beradab dan berkemanusiaan.

Sebelumnya Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyerukan seluruh umat Islam di Tolikara menahan diri atas kekerasan massa yang bertepatan dengan Idul Fitri 1 Syawal 1436 H di daerah itu.

Wakil Presiden Jusuf Kalla juga telah menyampaikan penyesalan atas terjadinya kasus tersebut dan berdasarkan laporan yang dia terima, sumber persoalan bermula dari salah paham antarkelompok agama di daerah itu.

"Ya kebetulan ada dua acara yang berdekatan, ada acara Idul Fitri dan ada pertemuan pemuka masyarakat gereja di sana. Memang asal muasalnya soal speaker (pengeras suara). Jadi mungkin butuh komunikasi lebih baik lagi untuk acara-acara seperti itu," kata Wapres mengenai kasus yang menimbulkan aksi pembakaran sejumlah bangunan di daerah itu.

Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Badrodin Haiti, sesuai menghadiri open house, di Istana Wakil Presiden, menjelaskan situasi dan kondisi di Papua pascaperistiwa tersebut sudah ditangani dan tidak memerlukan penambahan pasukan.

Presidium AAUI menyesalkan yang sedalam-dalamnya insiden yang meretakkan kerukunan umat beragama di Indonesia.

Mereka juga mengutuk keras kelompok penyerang yang telah melanggar hukum dan prinsip-prinsip toleransi di negeri ini, apalagi, dengan semakin besarnya toleransi yang diberikan oleh kaum Muslimin.

Presidium AAUI mendesak aparat Kepolisian Indonesia segera menangkap para pelakunya dan memproses mereka secara hukum dengan secepat-cepatnya.

Mereka mengimbau para tokoh Muslim agar menenangkan dan mengontrol umat dan anggotanya untuk tidak melakukan tindakan pembalasan.

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015