... Apalah Idul Fitri tanpa gula-gula?...
Dubai (ANTARA News) - Toko gula-gula di Dubai diserbu pengunjung yang ingin menyantap kudangan kesukaan mereka untuk Idul Fitri.

Menurut keterangan penjaga toko, kudapan yang laris di antaranya adalah kurma isi (makanan tradisional), gula-gula Arab, buah kering dan cokelat.

Seorang penjual di Diyafah mengatakan, Idul Fitri adalah waktu ketika toko-toko biasanya dikunjungi pembeli hingga pukul 4 pagi.

Vendor mengatakan bisnis meningkat pesat hingga 100-200 persen karena masyarakat membeli gula-gula dalam kuantitas besar untuk merayakan Idul Fitri di rumah dan juga dikemas sebagai hadiah.

Gula-gula merupakan bagian tak terpisahkan dalam perayaan Idul Fitri yang berlaku di sebagian besar budaya muslim Dubai. Dan ada berbagai jenis penganan di Dubai yang menaungi lebih dari 200 kewarganegaraan.

Gula-gula juga dibeli oleh warga nonmuslim yang ingin memberikan hadiah kepada kolega muslim, imbuh penjual. Toko-toko mereka dipenuhi dengan kemasan khusus Idul Fitri yang dihias mewah.

"Apalah Idul Fitri tanpa gula-gula?" kata Suhail Khawar, pemilik toko Pakistan Sweets. 

"Gula-gula telah jadi bagian tak terpisahkan dari menyebarkan kegembiraan dan kebahagiaan sejak masa lampau, terutama saat festival dan kesempatan istimewa," katanya. 

"Kami mulai membuat gula-gula setidaknya sepekan sebelum Idul Fitri. Beberapa jam setelah pengumuman lebaran, permintaan semakin bertambah. Kadang, kami tidak bisa memenuhi semua permintaan," jelas Khawar.

Menurut dia, kecintaan orang terhadap gula-gula tidaklah berkurang, justru meningkat. "Saat mengunjungi rumah orang lain saat lebaran, Anda akan membawakan gula-gula atau menikmati gula-gula di sana. (Gula-gula) menyebarkan kebahagiaan."

Gourmandise Sweets Boutique di Jalan Al Wasl Dubai menjual gula-gula khas Arab. Tokonya telah sibuk melayani pemesanan yang meningkat untuk Idul Fitri sejak sepekan sebelumnya, kata operations manager Abdul Shukkur.

"Kurma isi atau penganan dari kurma lebih populer di kalangan pembeli dari Arab dan Emirat. Penganan seperti itu sehat, dibuat oleh tangan dari tepung gandum," imbuh dia.

Harga penganan di toko berkisar dari 500-1000 dirham (Rp1,8 juta-Rp3,6 juta) untuk senampan penuh variasi gula-gula.

Ada pula pilihan yang lebih ramah di kantong, banyak toko yang menjual sepaket gula-gula seharga 60 dirham (Rp218.000).

"Sebagian besar pembeli kami adalah warga Arab, diikuti oleh India yang mencakup 30 persen dari klien kami. 10 persen adalah warga Filipina dan masyarakat nonmuslim yang membeli gula-gula sebagai hadiah untuk kolega muslim mereka," imbuh pencipta gula-gula Arnel Oning seperti dikutip dari Gulf News.

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015