... ada empati. Yang di basis Islam mayoritas muslim tidak boleh sewenang-wenang, juga non muslim yang mayoritas di basisnya jangan semena-mena...

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid, mengecam keras aksi pembakaran mushola yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua, ketika jamaah di dalamnya bersiap takbir Sholat Idul Fitri 1436 Hijriyah, pada Jumat pagi.

"Kebebasan beragama dan menjalankan ibadah dijamin oleh konstitusi negara ini. Siapapun dan atas nama apapun tidak boleh ada yang mengganggu, apalagi sampai membakar tempat ibadah," kata Nusron Wahid, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat.

Selain mushola beberapa kios dan rumah warga juga dibakar oleh pelaku tak bertanggung jawab tersebut.

"Polisi harus mengusut tuntas aksi tersebut agar tidak melebar ke konflik dan kerusuhan yang mengatasnamakan agama," kata dia.

Seperti diketahui, sekelompok orang tak dikenal melakukan pembakaran mushola di Tolikara ketika jamaah di dalamnya bersiap Sholat Idul Fitri. Atas kejadian itu, warga yang hendak melakukan shalat ied di Lapangan Koramil Tolikara terpaksa membubarkan diri karena takut menjadi sasaran amuk massa.

Menurut Nusron, meski peristiwa itu tidak memakan korban jiwa maupun korban luka, tetapi sangat nyata tindakan itu melukai kehidupan umat beragama. Untuk itulah, meskipun kondisinya saat ini sudah kondusif, tetapi aparat keamanan harus mengusut pelaku untuk mempertanggungjawabkannya di hadapan hukum.

"Jangan sampai ini meluas menjadi konflik agama. Hukum harus ditegakkan, dan negara wajib menjamin warganya dalam menjalankan ibadah," ujar dia.


Atas kasus itu, dia melihatnya sebagai pembelajaran bagi bangsa Indonesia, bahwa tidak ada tirani minoritas dan diktator mayoritas. Yang mayoritas, kata dia, tidak boleh semena-mena.

"Harus ada empati. Yang di basis Islam mayoritas muslim tidak boleh sewenang-wenang, juga non muslim yang mayoritas di basisnya jangan semena-mena," kata dia.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015