Jakarta (ANTARA News) - Jakarta yang lengang ditinggal sebagian penduduknya ke kampung halaman untuk mudik lebaran mempengaruhi tingkat polusi udara ibukota.
Peneliti perubahan iklim dan kesehatan lingkungan Universitas Indonesia Budi Haryanto mengemukakan lalu lintas yang bebas macet di Jakarta mempengaruhi emisi yang dikeluarkan kendaraan.
"Pada kecepatan antara 25-110 km per jam itu kendaraan, terutama yang memang layak jalan, akan sangat minim mengeluarkan emisi," kata Budi kepada Antara News, Kamis.
Saat macet, lanjut Budi, pembakaran mesin menjadi tidak sempurna sehingga emisi yang keluar pun meningkat dan ini dialami semua jenis kendaraan, termasuk yang memiliki mesin berkualitas dan lolos uji emisi.
Emisi akan berkurang bila kendaraan dapat melaju lancar di atas 25 km/jam. Oleh karena itu, kondisi lalu lintas yang lengang saat arus mudik berandil besar mengurangi tingkat polusi udara.
Pengecualian terjadi pada transportasi yang tidak lolos uji emisi, seperti bus umum yang mengeluarkan asap knalpot kehitaman.
Meski kendaraan ini dapat berjalan pada kecepatan di atas 25 km/jam, emisi yang dikeluarkan tetap banyak.
Kepala Bidang Informasi Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mangasa Naibaho menyebut kualitas udara masih terpantau normal.
"Untuk jalur mudik kan baru mulai kemarin, kondisi atmosfer masih sama," kata dia kepada Antara News, Kamis.
Dari pantauan BMKG, arus mudik belum memberikan kontribusi signifikan di atmosfer. Kondisi partikel dan gas-gas seperti Sulfur Dioksida dan Nitrogen Dioksida masih sesuai ambang batas.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015