... kami ambil langsung dari daerah, rata-rata dari Jawa Barat, dan yang kami terima pun yang sudah berpengalaman kerja, kebanyakan semuanya sudah pernah menjadi pekerja infal...
Jakarta (ANTARA News) - Jasa pekerja infal diakui sudah menjadi tradisi saat menjelang Idul Fitri. Ruminah pemilik penyalur jasa infal yayasan Ibu Gito mengaku jasa pekerja infal sudah menjadi tradisi. Maklum, pada saat Lebaran, banyak pembantu rumah tangga yang mudik sehingga harus ada tenaga pengganti.
"Sudah jadi tradisi, konsumen juga sudah tahu kalau mbak-mbak-nya sudah pulang pasti menggunakan jasa pekerja infal," kata dia, di Jakarta, Rabu. Kata mbak-mbak sudah terlanjur diidentikkan dengan sosok pelaku profesi ini.
Ruminah mengatakan pengguna jasa infal itu dari semua kalangan, mulai dari pegawai biasa, pengusaha, artis, hingga pejabat.
"Pengguna jasa ini dari semua kalangan, tarif juga sama, tidak dibedakan pejabat sama yang biasa," ujar dia.
Yayasan Ibu Gito menyediakan paket pekerja infal 2 bulan, 40 hari, 30 hari dan 2 minggu. Untuk paket bulanan, pengguna pekerja infal harus membayar dua kali lipat dari gaji bulanan pekerja infal.
"Paket satu bulan gaji dobel dari biasanya antara Rp2,4 juta sampai Rp3 juta, tergantung gaji bulanan pekerja infal. Untuk yang paket dua minggu, gaji bulanannya Rp120.00-Rp150.000," kata Ruminah.
Sebagai penyalur jasa pekerja infal, Ruminah sendiri mendapatkan Rp 1,2 juta untuk setiap pekerja yang dibagi dengan petugas lapangan penyedia pekerja infal di daerah.
"Perhitungannya bukan untuk saya saja, dibagi petugas lapangan, persentasenya bisa 60:40 atau 50:50, tergantung petugas lapangan, biasanya disesuaikan biaya transportasi," ujar Ruminah.
Para pekerja infal Yayasan Ibu Gito, kebanyakan berasal dari Jawa Barat, di antaranya Bandung, Pandeglang, Tasik Malaya dan Sumedang.
"Infal kami ambil langsung dari daerah, rata-rata dari Jawa Barat, dan yang kami terima pun yang sudah berpengalaman kerja, kebanyakan semuanya sudah pernah menjadi pekerja infal," kata Ruminah.
Meski demikian, Ruminah mengaku jumlah pengguna jasa pekerja infal tahun ini sedikit menurun.
"Tahun ini sekitar 400 orang, tahun lalu sekitar 500. Tahun ini agak turun sedikit karena mungkin berbenturan dengan liburan sekolah, atau konsumen-konsumen yang biasa menggunakan 3-4 pekerja infal banyak yang liburan ke luar negeri atau ke hotel," ujar dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015